Kisah Komunitas Nurul Qolbi Berjuang Menghafalkan Quran
terkumpul dari target Rp 75.000.000
“Meskipun temen-temen disini hidup dalam kegelapan, ibu pengen hati mereka penuh cahaya dan harapan, lewat setiap ayat suci Al-Qur’an ini, yang kami pelajari bersama..” Ucap sejuk Bu Erni
Komunitas Nurul Qolbi sudah berdiri selama 10 tahun, menjadi bukti nyata dari tekad dan semangat pasangan lansia Tunanetra, Bu Erni dan Pak Olim. Makna Nurul Qolbi menurut Bu Erni adalah tentang harapannya agar hati teman-teman disini selalu dipenuhi cahaya kebaikan, meskipun tidak dapat melihat atau hidup dalam kegelapan.
Di dalam komunitas ini terdapat 50 orang yang juga memiliki keterbatasan fisik tak bisa melihat, yang datang dari berbagai kalangan usia, dari yang muda hingga yang sudah lanjut usia. Dan banyak di antara mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu bahkan hanya hidup sebatang kara. Meski hidup dalam keterbatasan, kami melihat para anggota di komunitas ini tetap memupuk semangat untuk saling membantu dan mempererat tali persaudaraanya.
Untuk menggapai harapannya tersebut, Bu Erni setiap hari keliling sejauh 8 Km untuk menjual kerupuk kulitnya sembari membawa tongkat sebagai alat bantunya.
“Ibu mah In Syaa Allah gak akan nyerah neng, mau secapek gimana, namanya kerja kan emang gini. Ibu mah cuma takut aja ngalangin orang lain, takut jalan ibu teh terlalu tengah, takut keserempet atau ketabrak. Tapi Alhamdulillah sejauh ini Ibu aman malah banyak yang bantuin di jalan..” ucap Bu Erni
Perjuangan lainnya juga ditekuni Pak Olim sebagai tukang pijat keliling. Bapak juga berusaha keras untuk setidaknya mendapatkan 2 orang yang mau dipijat agar penghasilannya bisa menambah tabungan untuk membeli Al-Qur’an.
Mirisnya! Saat ini, Komunitas Nurul Qolbi hanya memiliki 2 Al-Qur’an Braille saja, itupun kondisinya sudah sangat lusuh. Hingga mereka harus membacanya secara bergantian atau di dikte oleh Pak Olim. Belum lagi ungkap Bu Erni belajar Al-Qur’an ini berlangsung di rumah ibu yang sempit hingga penuh sampai ke dapur dan kamarnya.
Namun salutnya, semangat mereka untuk terus bisa belajar Al-Qur’an tak pernah redup, ini juga yang menjadi dorongan Bu Erni dan Pak Olim untuk terus semangat memperjuangan dan mempertahankan komunitas Nurul Qolbi.
#TemanKebaikan bantu wujudkan harapan Bu Erni dan Pak Olim miliki Qu’ran Braille dan tempat mengaji yang layak yuk!
Mengapa donasi di Sajiwa Foundation?
- Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material
- Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.
- Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.
- Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat.
- Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.
Kisah Komunitas Nurul Qolbi Berjuang Menghafalkan Quran
terkumpul dari target Rp 75.000.000