Pilu Juang Anak Difabel Bahagiakan Ayahnya yang Renta
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Dengan suara lirih yang seakan-akan terhempas oleh beban berat yang tak terucapkan, dia berkata, "Ibu sudah meninggal, Kak. Saya jualan untuk membantu ayah, ayah saya bekerja menarik becak, fisiknya sudah tidak kuat seperti dulu, kadang-kadang juga sakit kak."
Di sudut kelam kehidupan yang tergenapi oleh cobaan-cobaan tak terhitung, Nur Hidayah menjalani perjalanan hidupnya dengan keberanian yang sulit diukur. Meski lahir dengan tangan dan kaki yang utuh, takdir telah menempatkannya pada lorong kelam kehidupan yang tak terduga.
Kisah pilu ini semakin meresahkan dengan kepergian ibunya, meninggalkan Nur Hidayah dan ayahnya dalam kehampaan yang tak terucapkan. Sang ayah, pahlawan tanpa tanda jasa, menggulung lengan baju untuk menarik becak demi sesuap nasi bagi mereka berdua. Namun, usianya yang semakin renta dan fisik yang terkikis oleh usia membuat setiap tarikan menjadi sehelai benang tipis dalam pertempuran hidupnya.
Dengan sepenuh hati, sang ayah menjaga Nur Hidayah sejak lahir. Mandi, memberi makan, dan membawa anaknya ke tempat-tempat untuk menjual bensin dan ikan, menjadi rutinitas harian yang memakan waktu dan tenaga. Meski tak pernah merasakan langkah kakinya menyentuh tanah, Nur Hidayah menemukan kekuatan luar biasa dalam ketabahan yang mendera hatinya.
Namun, kebahagiaan mereka tercabik-cabik oleh kejamnya dunia. Di tengah perjuangan mereka, Nur Hidayah seringkali menjadi sasaran ejekan dan permainan pahit dari anak-anak muda yang tak paham arti perjuangan sejati. Meski hatinya terguncang, Nur Hidayah tetap berusaha melewati setiap cobaan dengan kepala tegak dan tangis yang terpendam di sudut matanya.
Penghasilan yang tak pasti, kadang hanya sebesar 15 ribu rupiah per hari, membuat hidup mereka menjadi suatu derita. Ayahnya, pekerja becak tanpa tetap, menerima upah seadanya tanpa pernah mengeluh. Ia bahkan rela mengantar orang-orang sakit tanpa meminta bayaran, percaya bahwa bersedekah adalah bagian dari meraih keberkahan hidupnya.
Dalam kesukaran yang menggelayuti mereka, Nur Hidayah dan sang ayah melangkah maju, bertahan, dan menyebarkan kasih meski hidup terasa seperti beban yang tak terlalu berarti. Di setiap langkah yang dilaluinya, mereka mencari makna di balik cobaan yang tak kenal kasihan, dan menerimanya dengan hati penuh harap dan iman yang teguh. Meski air mata dan pertanyaan tak terjawab melingkupi hari-hari mereka, Nur Hidayah dan sang ayah terus berjalan, menjalani hidup dengan ketabahan yang menggetarkan jiwa.
#TemanBerbagi!! Yuk bantu ukir senyum nur hidayah hidupi orang tua lansia
Pilu Juang Anak Difabel Bahagiakan Ayahnya yang Renta
terkumpul dari target Rp 50.000.000