Tangan yang menderita Tremor parah sejak kecil terlihat menyulitkan sang nenek untuk minum. Ia  tampak tengah berjongkok melepas dahaga dari botol air mineral yang baru saja ia temukan di tengah tumpukan sampah.

Mak Itoh (80) adalah nama panggilan nenek pemulung itu. Rasa lelah tergambar dari raut wajah keriput Mak Itoh yang masih berjuang mencari sedikit uang di usia senjanya.

Langkah kaki gemetar terus menyusuri jalanan tanpa ragu. Matanya menari kesana kemari mencari sampah di sepanjang jalan yang dilaluinya.

Terkadang ia terlihat berdiri di tepi jalan raya menunggu kendaraan yang lewat cukup sepi untuk menyebranginya. Namun tak jarang ada orang-orang yang masih perduli untuk sekedar mengantarnya.

Hari ini entah sudah berapa jauh kaki renta itu menapaki setiap jalur tak terarah tanpa tujuan. Semua hanya untuk memenuhi kebutuhan yang tak lagi ia dapatkan dari suaminya yang telah lama pergi menghadap Sang Maha Pencipta.

Kini ia harus berjuang sendiri di usia senja melawan alur waktu kehidupan yang tak lagi ramah.

Tak banyak ia dapatkan dari hasil keringatnya. Dengan tubuh yang mulai lemah, ia hanya mampu mengumpulkan tiga buah karung kecil selama seminggu. 30 ribu rupiah adalah hasil dari usahanya selama seminggu.

Selebihnya ia dapatkan dari rasa iba mereka yang tersentuh hatinya saat melihat sang nenek. Apakah ia mengeluh? Tidak, ia tak pernah sedikitpun mengeluh tentang jalan hidupnya saat ini.

 

Insan baik, Entah sampai kapan Nenek Itoh mampu bertahan menyusuri jalan hidup yang tak mudah demi mengais sesuap nasi untuk bertahan hidup di senja usianya. Mari kita hadirkan secerah kebahagiaan untuknya dengan donasi terbaik kita.

 

Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan dipergunakan untuk pemenuhan kebutuhan pokok Nenek itoh. Serta, akan di gunakan untuk penerima manfaat lainnya, juga kegiatan sosial kemanusiaan lainnya dibawah naungan dan pendampingan Yayasan Amal Baik Insani.