Sejak lahir Naulla Syifa (5 Thn) sudah mengidap penyakit aneh, tapi ibunya mengira hanya sakit biasa. Mulai dari sering panas tinggi, mulutnya berbusa dan kejang-kejang sampai kakinya mengeras.

Naulla tidak seperti bayi pada umumnya yang tidak bisa merangkak atau tidur terlentang, karena kondisi Naulla tidak ada perkembangan. Ketika umur Naulla 1-2 tahun ia hanya di urut, dibaluri obat herbal, tapi tidak ada reaksi apapun dan tidak ada perkembangan baik.

Beberapa hari Naulla mengalami panas tinggi, tapi dibiarkan karena jarak dari rumahnya ke rumah sakit sangat jauh. Naulla belum pernah diperiksa ke rumah sakit jadi belum tahu kondisinya bagaimana. Sejak umur 6 bulan Naulla tidak mengkonsumsi susu melainkan teh dan baru konsumsi susu sejak umurnya setahun.

Sampai pada akhirnya Naulla bisa dibawa ke klinik terdekat supaya mendapat obat untuk penyakit yang di idapnya. Terakhir berobat tanggal 06-01-2023 ketika dirujuk ke RS Abdul rajak dan ada tindakan spesialis tulang, pisioterapi, spesialis anak, dan dokter menyatakan bahwa Naulla mengidap penyakit Epilepsi.

Dia harus segera di bawa ke RS Hasan Sadikin Bandung, namun keluarga tidak mempunyai biaya. Nek Acih (62 Thn) nenek Naulla sampai menjual rumahnya demi membayar sebagian hutang yang digunakan untuk pengobatan Naulla selama ini.

Orang tua Naulla sudah bercerai dan sudah menikah lagi, Naulla di rawat sang nenek yang di bantu anak sulungnya yang tinggal bersama. Seorang ibu kandung yang tega meninggalkan anaknya dan bapak kandung nya pun tidak perduli dengan Naulla.

Anak sulung Nek Acih yaitu Ibu Entin (41) bekerja sebagai buruh konveksi dengan upah 77ribu/hari. Suaminya Dayib (37) bekerja membuat bale-bale (pengrajin kayu) yang berpenghasilan tak tentu. Mereka kini punya 2 anak yang berusia 17 tahun dan 7 tahun yang masih sekolah.

Nek Acih menjual rumahnya demi membayar sebagian hutang yang digunakan untuk pengobatan Naulla dan kebutuhan sehari-hari. Kondisinya pun sudah sakit-sakitan dan pernah mengidap penyakit jantung, kadang suka cepat kecapean.

Ibu Entin sedih jika nenek sudah tidak ada, siapa yang akan merawat Naulla, bagaimana masa depannya. "kenapa anak sekecil Naulla bisa menanggung beban penyakit yang sudah cukup parah, dia berharap agar Naulla bisa sembuh dari penyakitnya’’- ujarnya sambil menangis.

Karena selama ini biaya sehari-hari dari beliau dan suaminya. Pengobatan Naulla masih panjang dan bertahap, Naulla harus segera ditangani namun terkendala biaya.

Kemungkinan Naulla bisa berjalan normal pun sangat minim, jika Naulla tidak melakukan pengobatan, dampak yang akan terjadi Naulla tidak bisa tertolong kesembuhan penyakitnya bahkan bisa sampai meninggal dunia.

Sahabat kebaikan, Di luar sana, masih ada orang-orang yang kurang beruntung dan memiliki banyak beban yang harus ditanggung, mereka diharuskan untuk tetap bertahan dengan segala keterbatasan yang ada. Mari manfaatkan keberuntungan kita untuk membantu sesama.

Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk biaya pengobatan Naulla, dan kebutuhan lainya. Selain itu akan di gunakan untuk implementasi program dan para penerima manfaat lainnya di bawah naungan Yayasan Global Sedekah Movement.