Kepedulian untuk Naisya Anak Penjual Asam Kandis
terkumpul dari target Rp 10.000.000
Begitu banyak beban hidup yang harus ia tanggung dengan badan kecilnya, Namanya adalah Naisya (10) yang kini tengah duduk di bangku kelas 2 SD.
Sudah dua tahun lamanya Naisya hidup tanpa orang tua, ibunya telah meninggal dan ayahnya pergi begitu saja tanpa ada kabar. Naisya tinggal bersama nenek yang sudah berusia 76 tahun, dulu nenek lah yang menafkahi Naisya, namun sudah setahun ini nenek mengalami sakit dan tidak bisa bekerja.
Setiap hari Naisya akan bangun subuh hari untuk shalat, memasak dan menyuapi nenek lalu pergi ke sekolah, sepulang sekolah ia juga harus menyuapi nenek dan lanjut berjualan asam kandis dengan upah 4 ribu saja.
Naisya harus mengumpulkan uang selama seminggu baru bisa membeli beras, mereka juga sampai berhutang kepada tetangga untuk biaya hidup dan membeli keperluan sekolah Naisya. Ia juga merasa sedih karena belum ada uang untuk membawa nenek berobat.
Naisya adalah anak yang termasuk berprestasi di sekolah, namun pilunya ia harus jalan kaki sejauh 3 km untuk pergi sekolah karena tidak punya ongkos, Naisya juga mengaku ingin punya uang saku agar bisa jajan seperti teman sebayanya.
TemanPeduli bersediakah membantu perjuangan Naisya untuk melanjutkan pendidikannya.
Kepedulian untuk Naisya Anak Penjual Asam Kandis
terkumpul dari target Rp 10.000.000