Sakit-sakitan! Mbah Harus Mulung Demi Bisa Makan
terkumpul dari target Rp 60.000.000
Mbah Sriyono (75 Tahun) berjalan tak kurang dari 5 Kilo meter setiap hari bahkan sampai malam untuk memulung hanya mendapat 20 ribu. Di usia senjanya ia masih harus bertarung dengan kerasnya kehidupan mengais sampah, padahal kondisi si mbah sudah sering sakit-sakitan, jika Vertigo nya kambuh si mbah hanya bisa berdiam dan tidak mendapat penghasilan sepeserpun.
Seringkali si mbah kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari sekedar untuk makan, tak jarang si mbah mendatangi masjid yang sering menggelar makan gratis untuk sekedar mengisi kebutuhan perutnya. Karena penghasilan si mbah yang terbatas sewa rumah petak yang ia tinggali pun belum ia bayarkan hingga 2 bulan, si mbah tidak tau kapan ia akan ter usir karena tidak sanggup membayar sewa.
Sang istri meninggal 13 tahun lalu, belum genap satu tahun anak pertama yang menjadi harapan si mbah menysusul sang ibu tercinta. Kini si mbah hidup bersama cucu, menantu, dan anak keduanya yang sama-sama berjuang berdagang kopi keliling karena menajdi korban PHK dampak covid19 dengan penghasilan tidak menentu.
Tak besar cita-cita mbah Sriyono, hanya memiliki jongko untuk bisa berjualan kopi seduh, gorengan, bakwan dll agar si mbah bersama sang anak bisa mencari penghidupan lebih layak, dan jika sewaktu-waktu perlu ber-istirahat, jongko tersebut bisa sekalian ia gunakan untuk memulihkan kondisi badanya rentanya.
Sakit-sakitan! Mbah Harus Mulung Demi Bisa Makan
terkumpul dari target Rp 60.000.000