Sebatang Kara, Bantu Mbah Slamet Wujudkan Mimpinya
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Mbah Slamet (75) bercerita bahwa tangannya sering kali tergores pisau tajam yang Ia gunakan untuk memotong buah. Namun karena kondisi uang yang minim, membuat luka itu hanya mampu beliau bungkus dengan plastik bekas dan diberi karet.
Dengan tubuh bungkuknya, Mbah Slamet berjualan buah keliling demi wujudkan impian bisa berangkat umroh.
Berbekal impian dan sisa tenaga, Mbah Slamet terus bekerja berjualan buah keliling. Kaki gemetar dan letih tak pernah Mbah hiraukan. Ia terus bersemangat berjalan kaki sejauh 40 km lintas kabupaten, setiap hari menyusuri pinggiran jalan raya sambil menggendong tas besar dan tentengan plastik berisi buah-buahan.
Dengan wajah bercucuran keringat, Mbah Slamet perlahan menawarkan buah yang dibawa.
Satu sisir nangka Ia jual Rp 8.000 dan satu sisir pisang Ia jual Rp 20 ribu. Keuntungan yang didapat hanya sekitar Rp 5.000 - Rp 7.000 per hari. Penjualannya pun tak menentu, jika di pasar tak laku akan dibawa keliling menyusuri jalanan sepanjang kota.
Ya capek, Nduk. Tapi Mbah ngga mau berhenti. Mbah harus bisa mendapatkan uang biarpun sedikit agar bisa berangkat umroh. Kalau nanti ngga dapat uang ya bagaimana?” kata Mbah Slamet.
Mbah kemudian bercerita lain hal, karena sudah memasuki musim hujan, Ia tak berani pulang terlalu sore. Dahulu Mbah sempat kehujanan dan tubuh tuanya tak lagi sanggup berlari untuk berteduh. Esok harinya Ia sakit dan tak bisa berjualan. Menangis Mbah Slamet di hari itu akibat tidak ada pemasukan untuk tabungan umroh.
Selain memiliki kesibukan untuk berjualan buah keliling, Mbah Slamet juga menjadi marbot atau merawat masjid yang ada di samping rumahnya.
Saat ditanya alasan tubuh rentanya masih kuat beraktifitas, Mbah Slamet hanya berucap
"Mbah pengen umroh, Nduk. Makanya Mbah berusaha untuk dekat ke rumah Allah. Salah satunya di masjid ini"
Ikhlas Mbah Slamet turut merawat masjid. Tanpa berpikir mendapat imbalan. Ia hanya ingin lebih dekat di rumah Allah.
Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim.
Hanya kepada-Mu kami berserah dan memohon.
Mudahkanlah jalan kami agar dapat berkunjung ke Baitullah. Aamiin.
Di usia yang renta, tanpa suami, dan anaknya entah ke mana, Mbah selalu berdoa agar dirinya diberikan kekuatan, kesehatan, dan panjang umur oleh Allah.
#TemanBerbagi gotong royong yuk bantu mbah slamet untuk bisa berangkat ke tanah suci
Sebatang Kara, Bantu Mbah Slamet Wujudkan Mimpinya
terkumpul dari target Rp 100.000.000