Lansia Sebatang Kara! Bantu Mbah Salmiatun Jualan Sayur
terkumpul dari target Rp 60.000.000
Kakinya menahan sakit dengan nafas yang tersenggal-senggal. Mbah Salmiatun terus menyeret ember penopang badannya sekaligus tempat sayuran dagangannya.
.
Sambil terus teriak menawarkan dagangannya “Sayur...sayurnya...sayur... sayur segarnya ibu-ibu..sayur.”
Dengan badan gemetar Mbah terus berjalan, sesekali duduk untuk mengatur nafas dan merasakan rasa sakit diseluruh badannya.
.
Sejak kecil Mbah terkena polio sehingga tangan kanannya tidak bisa menopang beban yang begitu berat. Terlebih saat ini Mbah pun mengidap pengapuran tulang. Sehingga untuk duduk pun Mbah harus menahan rasa sakit yang tiada tara.
.
Jika malam tiba, rasa sakit itu Mbah tahan seorang diri,tak ada seorang pun yang menemani Mbah. Karena sampai saat ini Mbah belum pernah menikah dan tak memiliki anak. Sehingga kini terpaksa Mbah harus hidup seorang diri di sebuah rumah milik tetangganya yang berbaik hati.
Rasa sakit yang mendera tubuhnya selama ini tak pernah Mbah hiraukan, rasa lapar dan haus senantiasa menghantui mbah setiap hari. Namun, itu semua Mbah jalani dengan rasa penuh syukur.
.
Untuk bertahan hidup, Mbah menjajakan sayuran yang dibelinya diwarung terdekat.
.
"Kalau Mbah tidak jualan, Mbah mau makan dimana? ~Ungkap Mbah Salmiatun
.
"Ya walaupun tidak seberapa, yang penting bisa mengisi perut Mbah aja. Kalau hari ini nggak laku mungkin besok ada rezekinya." ~Lanjutnya lagi
Namun, adakalanya sayuran yang dijajakannya pun tak laku satu pun. Karena sayuran yang dibawanya telah layu dan kotor. Sehingga Mbah harus pulang dengan tangan hampa tak membawa sepeser pun uang dengan perut lapar.
.
Ditengah keterbatasan yang kini dimiliki oleh Mbah, kewajibannya kepada sang maha pencipta tak pernah mbah tinggalkan. Doa-doanya terus dilangitkan agar senantiasa diberi kekuatan menjalani itu semua.
Lansia Sebatang Kara! Bantu Mbah Salmiatun Jualan Sayur
terkumpul dari target Rp 60.000.000