Mbah Rasi 75th, Janda sebatang kara yang berjuang untuk bertahan hidup. Di sebuah rumah kecil yang terbuat dari bambu dan beralaskan tanah, Mbah Rasi adalah seseorang yang Tangguh dari jaman masih muda sampai sekarang. Rumahnya yang jauh dari kata layak, Tidur hanya beralasan karung yang bertumpukan dengan barang2 rongsokan yang ia pungut untuk dijual.

Mbah rasi Setiap pagi habis subuh pergi ke pasar untuk menyambung hidup, beliau jualan daun jati, daun jati biasanya di pakai untuk bungkus makanan, karena hidup di daerah desa beberapa orang yang jualan nasi di warungan kadang masih  menggunakan daun jati untuk membungkus makanannya.

Setiap 2 hari sekali beliau harus berjalan 8 KM sambil menggendong daun jati yang akan di jual, 

“seikat daun jati ini hanya mbah jual dengan harga Rp.2000 mas,,, per ikatnya, padahal isinya ada 25 lembar daun jati”. Ungkap mbah Rasi

biasanya jualannya di pasar sampai dhuhur, selepas berjualan mbah berjalan pulang sambil mencari barang - barang rongsokan untuk dibawanya pulang. Keseharian mbah Rasi dari pagi hingga siang ialah mencari kemudian menjual daun jati, dan dari siang hingga sore mbah mencari barang – barang rongsokan.

Kondisi rumah yang sangat memprihatinkan, mbah Rasi tinggal di rumah dengan beralaskan barang – barang rongsokan yang dibawanya. Mbah kini hanya tinggal sendiri sebatang kara, mbah memiliki anak yang kini telah menghilang meninggalkan mbah rasi karena kondisi anak dengan gangguan jiwa.

Dengan hasil yang di dapat dari berjualan Daun Jati dan hasil Mbah mencari rosok masih tak sebanding dengan keringat dan jerih payah yang di jalani mbah Rasi. Namun mbah masih bersyukur.

Nek ora payu yo wes biasa lee, paling yo durung rezekiku”, - ucap Mbah Rasi, tersenyum lebar.

Sahabat, mungkin saat kamu baca ini sedang duduk tenang menatap hujan deras sambil menikmati makanan yang lezat. Tapi, di sisi lain ada Mbah Rasi yang berjuang terus demi bertahan hidup dan hanya bisa ngelamun sendirian ketika malam sambil mendoakan anaknya yang takt ahu entah dimana.