Bantu Adik Kakak Lansia Bertahan Hidup
terkumpul dari target Rp 50.000.000
“Ya setiap hari tinggal berdua begini. Mbah Sukarsih ini sudah susah jalannya, jadi saya yang bantu untuk mengurus” ucap Mbah Masirah, sang adik.
Setiap harinya Mbah Masirah harus berjualan tempe sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan sang kakak, Mbah Sukarsih.
Kedua lansia ini memang tinggal berdua, semenjak suami Mbah Sukarsih tiada.
Dengan sisa tenaga yang dipunya, Mbah Masirah perlahan mulai menyiapkan keperluan untuk berjualan tempe. Meski semangat Mbah Masirah masih tinggi, namun usia tidak dapat dibohongi. Beliau hanya mampu menjajakan tempe buatannya di sekeliling desa saja.
Ketika matahari mulai terbit, Mbah Masirah akan mulai berkeliling menjual tempe yang telah beliau olah sedari kemarin sore. Tak seberapa untungnya, setiap hari paling banyak belaiau hanya bisa menjual sebanyak 5 balok tempe, yang beliau jual dengan harga tiga ribu rupiah, itupun terkadang masih ada yang dihutang oleh pembeli.
Kedua lansia yang sudah tua ini tak ingin merepotkan orang lain. Mereka senantiasa bekerja keras untuk bisa makan.
Di samping itu Mbah Sukarsih juga membantu menjadi buruh pipil jagung. Sang pemilik jagung nantinya akan menjemput hasil jagung yang telah dipipil. Setiap karung bulog jagung pipilan, Mbah Sukarsih akan mendapat satu tompo (keranjang kecil takaran jagung) yang setara dengan 1,5 kg jagung. Jagung yang diperolehnya ini akan beliau kumpulkan, baik untuk ditukarkan dengan bahan pangan lainnya, ataupun pada akhirnya dimasak untuk dikonsumsi sendiri bersama Mbah Masirah.
Seakan tak ingin berlarut dalam kesedihan dan nestapa kehidupan, kedua lansia ini saling menjaga, merawat, dan menguatksan satu sama lain. Satu hal yang mereka yakini, tidak ada yang bisa mereka andalkan melainkan diri mereka sendiri dan sang kuasa.
#TemanBerbagi!! Yuk bantu ringankan beban mbah masirah dan sang kakak untuk bertahan hidup.
Bantu Adik Kakak Lansia Bertahan Hidup
terkumpul dari target Rp 50.000.000