Nenek Jualan Anyaman Tikar Demi Bisa Hidup
terkumpul dari target Rp 80.000.000
Adakah dari #TemanBerbagi! yang masih menggunakan tikar yang dianyam dari daun pandan?
Atau masihkah kalian mengetahui tikar semacam itu?
Jika ada, apakah kalian berminat untuk membelinya?
Di tengah zaman yang modern, tikar anyaman dari daun pandan serasa bukan lagi menjadi pilihan untuk dibeli.
Namun #TemanBerbagi! harus tahu bahwa di Bojonegoro masih terdapat penganyam tikar dari daun pandan yang usianya 84 tahun.
Beliau adalah Mbah Mainten. Di usia senjanya, Mbah Mainten masih berupaya untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan menjual tikar dari anyaman daun pandan.
Tangan Mbah Mainten kini sudah sering gemetar, tak lagi cekatan seperti muda dulu.
Terpaksa sayatan daun pandan yang tajam menghiasi telapak tangan beliau.
Saat kami tanya alasan beliau masih membuat tikar cukup mengejutkan.
“Lha gimana lagi? Kalau saya nggak buat tikar, mau makan apa hari ini? Nggak tau ada yang beli apa enggak yang penting saya buat dulu. Usaha dulu, ikhtiar. Biar Allah yang memberi rejeki.” Ucap Mbah Mainten sambil tersenyum.
Proses pembuatan satu anyaman tikar ini terbilang cukup panjang. Pertama Mbah Mainten harus mencari sendiri daun pandan di hutan, lalu Ia rendam hingga sedikit lunak, saat sudah lunak akan dianyam proses tersebut dimaksutkan agar daun pandan lunak dan mudah dianyam, dan berakhir dengan dijemur.
Lama waktu pembuatan satu tikar mencapai 4-5 hari. Jika cuaca sedang tidak bersahabat atau sedang hujan, proses pembuatan bisa mencapai 7 hari. saat musim hujan tentunya produksi tikar yang dihasilkan juga menurun.
“Kalau hujan ini susahnya. Tenaga saya sudah tidak terlalu kuat,kaki saya sudah tidak mampu untuk lari ambil tikar yang dijemur. Kena air hujan sedikit ya tikarnya cepat lapuk.”
Terkadang mbah mainten rugi karena memang tidak bisa lari cepat cepat mengambil jemuran tikarnya dan membiarkan lapuk.
Selain itu harga satu gulung tikar hanya 30 ribu saja. Itu jika ada yang membeli tikar Mbah Mainten. terkadang orang orang zaman sekarang sudah banyak menggunakan tikar tikar modern yang terbuat dari bulu.
Tapi kini persaingan antar penjual tikar juga kian terasa dan penggunaan tikar dari anyaman daun pandan tak lagi banyak yang menggunakan. Mungkin kita akan lebih nyaman menggunakan tikar berbahan plastik atau bulu dan tebal.
Selepas Mbah Mainten menganyam tikar, beliau akan memasak dan makan.
Bisa terlihat bentuk dapur dan peralatan yang digunakan untuk memasak oleh Mbah Mainten.
Bahkan saat makan pun Mbah Mainten menggunakan bungkus daun saja.
Ketika semua rutinitas harian telah beliau selesaikan, Mbah Mainten akan beristirahat di ranjang yang ditumpuki tikar anyaman.
Tapi ini bukan tikar yang akan dijual, melainkan “kasur” untuk Mbah Mainten beristirahat.
Saat ditanya apa keinginan Mbah Mainten, beliau hanya tersenyum sambil berkata.
“Nggak pengen apa-apa. Semoga diberikan kesehatan dan panjang umur serta berkah. Bisa berusaha untuk mendapatkan makan dengan halal. Insya Allah bahagia, Nak” doa Mbah Mainten.
Teman-teman #TemanBerbagi!! maukah kalian menyisihkan sedikit rezeki untuk membantu Mbah Mainten?
Mari bersama kita ringankan beban Mbah Mainten.
Nenek Jualan Anyaman Tikar Demi Bisa Hidup
terkumpul dari target Rp 80.000.000