Di balik senyum dan tawa yang ia berikan kepada anak-anak lain, Mas Danni menyembunyikan kisah penuh perjuangan. Ia bukan hanya seorang badut keliling, tetapi juga seorang ayah yang berjuang seorang diri demi kedua anaknya yang masih kecil, Fian (2 tahun) dan Ani (9 bulan).

Sejak istrinya pergi tanpa kabar, Mas Danni harus memikul semua tanggung jawab sendiri. Dengan penghasilan yang tidak menentu, ia terpaksa membawa anaknya saat bekerja karena tidak ada lagi yang bisa dimintai tolong. Orang tuanya di kampung sedang sakit, sementara tempat tinggalnya hanya menumpang di kamar kos milik temannya.

Setiap hari, di bawah terik matahari hingga larut malam, Mas Danni mengenakan kostum badut seberat 2 kg dan berkeliling mencari nafkah. Ia berharap ada orang baik yang berkenan memberi sedikit rezeki untuk sekadar membeli susu bagi anak-anaknya. 

Namun, tidak semua orang berbaik hati kepadanya. Suatu hari, saat ia sedang menghibur di jalan, seseorang melemparinya dengan batu. Beruntung, batu itu tidak mengenai anaknya. 

Meski hidup dalam kesulitan, ia selalu mengutamakan anak-anaknya. Pernah, ia harus menahan lapar sepanjang hari karena uang yang didapat hanya cukup untuk membeli susu anaknya.