"Kalau sayurnya ada yang terjual, nenek bisa makan hari itu. Tapi kalau nggak, ya terpaksa harus menahan lapar dengan berpuasa..." ~ungkap Nenek Kariyem

Usia Nenek Kariyem sudah 79 tahun, namun beliau harus terus berjuang demi untuk bertahan hidup dengan cara berjualan sayur keliling. Tubuhnya sudah bungkuk dengan nafas yang terengah-engah, kakinya pun sudah gemeteran. Namun nenek harus terus  mendorong roda sayurnya keliling kampung agar ada uang yang bisa dibawanya pulang.

"Dalam sebungkus sayuran nenek cuma ambil untung seribu aja,nak. Kalo laku 10 lumayan bisa buat beli makanan dua kali sehari." ~ungkap Nenek dengan lirih dan terbata dengan mata yang berkaca-kaca Setiap hari Nenek Kariyem harus berpacu dengan waktu menawarkan sayurannya. Panasnya aspal dan terik matahari tak pernah menyurutkan semangatnya untuk terus berjuang demi sesuap nasi. Kakinya penuh luka dengan keringat yang terus bercucuran, tubuh rentanya terus berteriak menawarkan sayur dagangan yang dibawanya.

Jika dagangannya habis nenek Kariyem mendapatkan 20 ribu. Upah jualannya ini nenek belikan makanan.

 

Namun adakalanya tak ada satu pun sayuran dagangan yang laku terjual. Sehingga nenek harus pulang dengan tangan kosong tanpa mendapatkan sedikit pun uang. Sehingga terpaksa nenek harus menahan perut lapar yang belum terisi.

Semenjak suaminya meninggal dunia 30 tahun lalu, nenek Kariyem harus tinggal seorang diri. Begitu pun dengan anaknya yang harus pergi lebih dulu menghadap kepada sang maha pencipta. Jika sakit melanda, nenek hanya bisa merintih menahan rasa sakit itu sendirian. Tak ada obat atau pun makanan yang dimilikinya. Hanya doa yang terus menerus nenek ucapkan sambil memanggil almarhum suami yang telah berpulang.

Ditengah doa yang tiap hari nenek panjatkan selama ini, nenek berkeinginan memiliki usaha yang lebih layak agar bisa bertahan di usia senjanya.

 

#TemanBaik, kita bisa menemani dan mewujudkan keinginan nenek agar bisa tersenyum di sisa usianya dengan menyisihkan sebagian rezeki yang kita miliki.