Lansia Renta Jual Sayur Untuk Bertahan Hidup
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Banyak para lansia yang harus tetap bekerja demi menyambung hidup, meski usianya sudah tak lagi muda.
Salah satunya adalah Mak Ejoh ( 78 tahun). Di usia senjanya harus berusaha keras merawat cucu tercintanya Erna (24 tahun) yang terkulai sakit tak berdaya akibat tertabrak motor yang menyebabkan tempurung kepahanya retak.
Kini Erna hanya bisa tengkurap dan duduk di depan gubuk tempat tinggalnya. Tak bisa pergi jauh atau melakukan aktivitas apapun. Sesekali harus menangis merasakan rasa sakitnya yang tiada tara.
Selama ini Mak Ejoh harus berjuang merawat Erna cucunya sendiri dengan mengandalkan jualan sayur keliling kampung. Mak jual sayur hanya Rp.2.000 tiap ikatnya. Itu pun tak setiap hari ada yang membeli, adakalanya sering membawa pulang kembali sayur dagangannya sambil menahan perutnya yang kelaparan.
"Mak jual satu iket sayur ini dua ribu, kadang kejual cuma 5 ikat. Bahkan tak ada yang laku satu pun, sehingga mak harus bawa pulang lagi sayur yang masih banyak." ~ungkap Mak Ejoh
Bikin menyayat hati, harganya tak sebanding dengan perjuangan Mak Ejoh ketika mengambil sayur di pinggir kebun yang cukup jauh, dengan jalan yang licin dan terjal.
Bahkan beberapa kali mak pun harus terjatuh karena terpeleset. Badannya masuk kedalam jurang yang cukup dalam. Tubuhnya penuh dengan darah, mak hanya bisa menangis sambil merasakan rasa sakit yang tiada tara di badannya.
Meskipun Mak mengalami tragedi yang memberikan trauma, beliau tetap melanjutkan untuk berjualan sayur. Menurutnya, tak ada lagi pekerjaan yang mak bisa lakukan selain berjualan sayur.
Miris sekali melihat mak berjualan. Tubuh rentanya dipaksa harus terus berjuang untuk bertahan hidup. Matanya sudah tak jelas melihat, telinganya sudah tak jelas mendengar, kaki rentanya yang sudah begitu lemah terpaksa harus terus berjalan. Kalau bisa memilih mak ingin sekali istirahat, tapi mak tak punya pilihan sama sekali.
Setiap hari mak Ejoh berkeliling kampung dari pagi hingga sore hari dengan menempuh jarak hingga 10 kilometer untuk menjajakan sayur dagangannya. Hasilnya dalam sehari paling banyak hanya Rp.10.000 saja.
Ketika sayur dagangannya tak laku, mak dan cucunya terpaksa makan seadanya dengan nasi basi, singkong, atau ubi yang diambilnya dibelakang rumah.
Insan baik, air mata mak Ejoh senantiasa mengalir membasahi pipi,sebuah tanda jika perjuangan dan beban hidupnya sangat berat. Kita bisa menemani mak dengan menyisihkan sebagian rezeki yang kita miliki agar mak Ejoh bisa tersenyum di sisa usianya.
Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk modal usaha dan memenuhi semua kebutuhan mak Ejoh. Selain itu akan digunakan untuk implementasi program dan para penerima manfaat lainnya dibawah naungan yayasan amal baik insani
Lansia Renta Jual Sayur Untuk Bertahan Hidup
terkumpul dari target Rp 100.000.000