
Jalan Bungkuk Mak Demoh, Menyambung Hidup Menjadi Pemulung
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Nafasnya terengah-engah, kaki gemetaran dan tubuhnya yang sudah bungkuk.
Namun Mak Demoh (75) tetap berjuang mengumpulkan satu demi satu barang bekas yang ditemuinya.
Di Usia senjanya, tak ada hal lain yang bisa dilakukan, Mak hanya bisa memulung dan berpasrah atas takdir yang ditetapkan untuk nya.
Mak tidak pernah mengeluh sedikit pun, ia terus berjuang demi bisa menyambung hidup.
Dengan baju lusuh, sesekali Mak menyeka keringatnya dengan perlahan. Tubuh yang sudah bungkuknya terus mengambil barang-barang bekas yang ditemuinya dijalan.
“Iya nak, ini dikumpulkan... nanti kalau sudah banyak, Mak jual ke tukang rongsok yang suka lewat. Mudah-mudah an ada rezeki Mak untuk beli garam dapur” ~ Ungkap Mak Demoh.
Semenjak suaminya meninggal dunia, Mak Demoh jadi tulang punggung dan tinggal sendiri di gubuknya. Hanya boneka karet yang saat ini menemani kesendirian Mak.
Memang fisiknya sudah melemah, tapi Mak Demoh tak pernah meninggalkan shalat 5 waktu. Walau harus dalam posisi tiduran karena lemas, Mak tetap melaksanakan kewajibannya.
“Dalam setiap shalatnya, Mak berdoa agar disisa umurnya, ia bisa merasakan hidup layak. Tak perlu muluk-muluk apalagi mewah, Mak hanya ingin diberikan kesehatan dan bisa makan setiap hari.” – Lanjutnya.
Sahabat kebaikan, bayangkan jika mak Demoh adalah orang tua kita, tegakah kita membiarkan beliau menghabiskan masa tuanya dalam kondisi yang memprihatinkan ?
Sedikit bantuan dari kalian akan memberikan senyum kebahagiaan yang sudah lama tidak Mak Demoh rasakan, setelah suaminya meninggal.
Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan mak Demoh. Selain itu akan digunakan untuk implementasi program dan para penerima manfaat lainnya dibawah naungan Yayasan Global Sedekah Movement.

Jalan Bungkuk Mak Demoh, Menyambung Hidup Menjadi Pemulung
terkumpul dari target Rp 100.000.000