Stasiun kereta api menjadi saksi bisu perjuangan hidup para porter yang selalu sedia membawakan barang bawaanmu.
Kini, tak terlihat lagi hiruk-pikuk keramaian stasiun, karena tak ada penumpang yang hilir mudik keluar kota, tak ada penumpang yang bisa dibawakan barangnya = tak ada upah yang bisa mereka terima.
Banyak yang tidak tahu, dibalik seragam yang mereka pakai, ternyata mereka tak bergaji tetap. Penghasilan mereka hanya bergantung pada penumpang yang ingin dibantu angkat barang bawaannya.
Sayangnya, seringkali banyak penumpang yang mengabaikan dan tak ingin memakai jasa mereka, mungkin takut harus membayar mahal, padahal seandainya kamu tahu mereka hanya dibayar seikhlasnya.
Seragam yang mereka kenakan itu mereka jahit sendiri. Mereka bekerja 24 jam dalam sehari dari pukul 9 pagi ke pukul 9 pagi lagi dengan kisaran upah dari penumpang sekitar 5 - 20 ribu, itupun jika ada yang mau memakai jasa mereka.
Tapi mereka tak menyerah untuk terus berjuang, jika sedang tak ada penumpang yang memakai jasanya, mereka melakukan opsih membersihkan lingkungan sekitar stasiun.
“Alhamdulillah ya Allah… hari ini ada yang mau dibawain barangnya dan saya dikasih 20 ribu, alhamdulillah… alhamdulillah, bisa beli makanan untuk anak-anak buka puasa di rumah…”
Bahagianya mereka tak terkira saat dapat upah walau hanya 20 ribu rupiah. Mungkin bagi kita uang 10rb dan 20rb tak begitu berarti banyak, namun bagi mereka uang 10 ribu dan 20 ribu sangat berharga, karena bapak-bapak ini bisa beli makanan untuk buka puasa keluarga di rumah.
Seperti kisah salah satu porter di stasiun Bandung ini, namanya pak Surya (60), di usianya yang sudah lanjut ia rela merantau menjadi porter demi bisa menghidupi istri dan ketiga anaknya di kampung Ciamis.
“Saya cuma pengen bisa kirim uang dan makanan buat keluarga, saya sering nangis kalau anak nelpon bilang, bapak… kapan pulang, kita kangen…” Tutur Pak Surya.
Pak Surya ini pernah hanya mengantongi Rp15ribu saja dalam 1 hari. 15 ribu itu pun harus ia bagi-bagi lagi, untuk makan sehari-hari, bayar kontrakan dan untuk dikirim pada keluarga.
Kadang Pak Surya jarang pulang, karena ia bisa pulang atau tidak bergantung pada penghasilan yang didapatnya.
"Sepi banget, banyak yang memilih angkat barang sendiri dibanding memakai jasa kami."
Dari kehidupan para Porter ini kita belajar tentang makna sabar dan bersyukur, berapapun yang kita miliki rasa syukur adalah kunci untuk ketenangan hati.
Mungkin upah 20ribu terlihat kecil bagi kita, namun ternyata itu adalah nilai yang besar untuk Porter stasiun.
Dengan berdonasi mulai dari Rp. 20.000 = Kamu Telah Memakai Jasa Porter Stasiun 1x Angkut Barang.
Yuk kita apresisasi perjuangan mereka dengan memberikan Bingkisan Sembako untuk para Porter Stasiun dengan cara:
1. Klik tombol “DONASI SEKARANG”
2. Masukkan nominal donasi
3. Pilih metode pembayaran GO-PAY atau transfer Bank (transfer bank BNI, Mandiri, BCA, BRI, BNI Syariah, atau kartu kredit) dan transfer ke no. rekening yang tertera.
Tidak hanya berdonasi, teman-teman juga bisa membantu dengan cara menyebarkan halaman galang dana ini ke orang-orang terdekat agar semakin banyak orang yang ikut membantu.
Jika ada pertanyaan mengenai penggalangan dana ini, teman-teman bisa menghubungi Saya di 085861864631
Terima kasih atas doa, dukungan dan bantuannya, semoga Tuhan membalas semua kebaikan teman-teman semua :)