Terlihat dari jauh seorang Kakek tua mengayuh sepedanya perlahan.

Dibawanya kotak besar berisikan peralatan untuk sol sepatu.

Tak ada alas kaki yang dipakai.

Kakinya yang keriput sering menjingkat terkena panasnya aspal jalanan.

Namanya Mbah Darmadi, usianya menginjak 80 tahun.

Sudah 57 tahun beliau menekuni pekerjaan sebagai tukang sol sepatu.

Selama ini Mbah Darmadi tinggal berdua dengan saudaranya yang mengidap kelainan jiwa.

Anak dan Istrinya sudah lama berada di luar kota.

Setiap hari, tak kurang dari jarak 17 km Mbah Darmadi tempuh untuk menuju tempatnya bekerja.

Bukan di gedung mewah ataupun deretan ruko, namun tempatnya bekerja ada di pinggir parit di pinggir jalan.

Di bawah payung warna-warni itu, tangan renta Mbah Darmadi perlahan menjahit sepatu yang bolong.

“Aduh, tanganku ketusuk jarum lagi” iba Mbah Darmadi.

Tak ada peralatan P3K. Tangannya yang berdarah hanya dibalut dengan kain seadanya.

Momen menyedihkan lainnya ialah saat Mbah Darmadi menyantap makanan.

Saat itu kami berinisiatif membelikan sekotak makanan.

Tanpa sengaja, Mbah Darmadi terlihat sesak menahan tangis.

Air mata itu membasahi pipi, beliau berkata

“Tak pernah aku makan seperti ini. Biasanya makan sehari sekali saat pagi saja.” ucap Mbah Darmadi.

Pasalnya upah yang Mbah Darmadi terima dari sol sepatu hanya 10 ribu/pasang sepatu.

Minimnya pendapatan dari sol sepatu membuat Mbah Darmadi memilih menabungkan hasil jerih payahnya itu.

Semua dilakukannya demi bisa bertemu dengan Istri dan anaknya.

Bahkan Mbah Darmadi sering sekali pulang larut malam dan beliau memilih untuk tidur di pom bensin.

#OrangBaik!, kini nasib pekerjaan dan kesejahteraan hidup Mbah Darmadi salah satunya bergantung dari kendaraan yang beliau punya.

Sepeda tua itu sering rusak dan bermasalah saat digunakan.

Mbah Darmadi ingin sekali memiliki sepeda baru.

Yuk kita patungan membeli sepeda baru untuk Mbah Darmadi dengan cara klik “DONASI SEKARANG” pada halaman galang dana ini.

Terima kasih #OrangBaik!.