Kisah Pilu Jumi Yang Terpaksa Di Pasung
terkumpul dari target Rp 62.500.000
"Bukannya tega, tapi kalo Jumi keluar rumah, bisa makan batu atau kotoran. Pernah makan beling sama paku sampai mulutnya berdarah."
Sejak mengalami kejang saat usia 2 tahun, Jumi mengalami kemunduran pertumbuhan. Hingga saat ini usianya 21 tahun, Jumi tak bisa jalan dan bicara, semua aktifitasnya harus dibantu.
Bersama ayah dan dua adiknya, Jumi tinggal di gubuk semi permanen ukuran 3x4 meter, terbuat dari bambu yang kondisinya sudah rapuh dan reyot. Atapnya pendek, bocor, ruangannya pengap, lembab dan gelap. Bahkan untuk tidur, Jumi dan dua adiknya hanya menggunakan satu kasur tipis yang sudah usang, sedangkan ayahnya, Pak Caca, di atas karpet.
Pada bagian pintu bawah, sengaja di pasang dua papan kayu untuk menghalangi Jumi agar tidak keluar karena tidak ada yang bisa menjaga Jumi 24 jam. Adik-adiknya harus sekolah dan Pak Caca harus bekerja.
Dari berjualan es kelapa keliling, Pak Caca hanya mendapatkan penghasilan 20 – 30 ribu per hari, itupun jika jualannya laku.
Harapannya, Jumi bisa dibawa berobat dan keluarga Pak Caca bisa tinggal di tempat yang layak. Yuk bantu ringankan beban Jumi dan keluarganya!
DISCLAIMER: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk biaya pengobatan, bedah rumah , dan modal usaha keluarga Pak Caca, serta untuk penerima manfaat lainnya di bawah Naungan Amal Baik Insani.
Kisah Pilu Jumi Yang Terpaksa Di Pasung
terkumpul dari target Rp 62.500.000