Bantu Fhirli Agar Sembuh Dari Kanker OSTEOSARCOMA
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Luka di Kakinya Tak Kunjung Kering, Kanker Tulang Terus Menggerogoti Kaki Fhirli
Fhirli Aulia Rahmah, remaja 13 tahun putri dari bapak Mustopah (40 tahun) dan ibu Lisah (37 tahun). Firli tinggal di Bekasi bersama kedua orang tuanya dan 1 orang kakaknya yang sudah bekerja, sedangkan kakak pertamanya sudah menikah dan tinggal terpisah.
Ditengah keterbatasan ekonomi, kini Fhirli berjuang sembuh dari kanker tulang (osteosarcoma) yang bersarang di kaki kirinya sejak awal Juli 2021.
“Saat itu Fhirli sering mengeluh pegal dibagian kaki dan jalannya sedikit pincang sehingga langsung saya bawa Fhirli ke alternatif tulang untuk di urut”-ibu Lisa
Setelah di urut bukan membaik namun Fhirli mengalami demam dan kakinya semakin bengkak. Akhirnya orang tuanya pun membawa Fhirli ke Rumah Sakit untuk dilakukan rontgen. Dari hasil rontgen ditemukan tumor di kaki Fhirli. Lalu Fhirli dirujuk ke RSCM dan alangkah terkejutnya orang tua mendengar bahwa ternyata anaknya menderita kanker tulang stadium 3.
“kami sudah tidak bisa berkata apa-apa. Kaget dan sedih yang kami rasakan saat itu. Kenapa harus anak saya yang sakit? Dia masih sekolah kelas 2 SMP, perjalanan dia masih panjang untuk menggapai cita-citanya”-pak Mustopah.
Walau harus mengenakan kursi roda, Fhirli tak patah semangat untuk terus bersekolah. Fhirli juga sering sedih, sempat putus asa dan sering minder karena dia tidak bisa seperti teman-temannya yang bisa beraktifitas dengan bebas tanpa kursi roda.
Hingga saat ini, Fhirli telah menjalani empat kali Tindakan operasi dan beberapa kali kemoterapi. Efek kemoterapi membuat rambut Fhirli rontok. Dan kini seharusnya Fhirli menjalani operasi selanjutnya. Namun karena adanya infeksi yang terus menerus sehingga bekas luka pada kakinya tidak kunjung kering, operasi tersebut pun belum bisa dijalani hingga kini.
Kini Fhirli harus rutin mengganti perban dan kemoterapi metastasis sebab sudah ada penyebaran di paru-paru yang menurut dokter sudah stadium 4.
Pak Mustopah sehari-hari bekerja sebagai satpam dengan penghasilan 3 juta/bulan. Setiap hari berangkat kerja jam 7 pagi dan pulang jam 7 malam. Namun penghasilan tersebut sama sekali belum mencukupi untuk pengobatan Fhirli. Sedangkan ibu Lisa hanya seorang ibu rumah tangga.
Pengobatan Fhirli memang ditanggung BPJS namun masih banyak kebutuhan Fhirli yang tidak di cover BPJS seperti susu khusus yang harganya mahal, pampers, tissue, underpad, tongkat, alat-alat medis dan biaya transport ke Rumah Sakit.
Penghasilan pak mustopah kini hanya cukup untuk makan sehari-hari. Namun sering kali mereka mengalah hanya makan seadanya seperti nasi dengan telur karena kebutuhan pengobatan Fhirli lebih penting.
Untuk pengobatan Fhirli, orang tuanya sampai menjual semua simpanan emas. Bahkan mereka sampai meminjam uang ke saudara agar Fhirli bisa menjalani control rutin. Karena jarak rumah Fhirli ke RSCM cukup jauh yaitu dari Bekasi ke Jakarta, mereka butuh biaya transport yang besar. Belum lagi biaya makan saat control dan harus rawat inap.
Fhirli ingin terus bersekolah. Orang tuanya pun sangat berharap apabila anaknya sembuh, dia bisa terus bersekolah, bisa beraktifitas seperti taman-temannya lagi dan bisa tumbuh sehat tanpa harus merasakan sakitnya tusukan jarum dan kerasnya kemoterapi.
Dengan penghasilan sebagai satpam, tentu saja orang tua Fhirli tidak bisa berjuang sendiri. Yuk sama-sama bantu Fhirli dan jangan biarkan Fhirli sampai kehilangan satu kakinya karena kanker tulang yang terus menggergoti.
Bantu Fhirli Agar Sembuh Dari Kanker OSTEOSARCOMA
terkumpul dari target Rp 50.000.000