Bantu Erlangga Bernafas dengan Normal
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Pak Rudi (31) mencium kening buah hatinya sambil menahan agar air matanya tidak jatuh. Hari ini dia pergi lagi ke rumah sakit namun uangnya kurang sehingga batal membawa Erlangga berobat.
Begitu malang nasib Erlangga (3 tahun). Saat usianya baru 17 hari lahir, Erlangga mengalami sesak napas hebat berujung koma selama 5 hari.
Setelah melalui pemeriksaan, Erlangga divonis mengalami kelainan laring (pernapasan) dan lumpuh otak.
Setiap hari perasaan Pak Rudi dan istrinya hancur. Napas Erlangga selalu tersengal dan bunyi…ia tak bisa bernapas dengan hidung atau mulut, melainkan melalui tenggorokan yang sudah dilubangi tim medis.
“Saya nggak tega tiap denger suara anak saya bernafas dengan tenggorokan. Kayaknya kesakitan sekali…..” -Ungkap Pak Rudi.
Bukan hanya hatinya hancur, Pak Rudi juga merasa bersalah karena selalu menunda pengobatan Erlangga. Bagaimana ia bisa mendapatkan uang kalau hasil kerjanya dari pukul 6 pagi sampai 1 siang menjadi driver ojol baru mendapat 1 penumpang?!
“Iya Mas, udah siang pun baru dapet 25 ribu, itu buat 1 penumpang. Kadang saya nyari orderan gofood sudah sampai lokasi tapi nomor yang pesan tidak bisa dihubungi, nomornya gak aktif saya tunggu hampir 1 jam lebih, ya bagaimana lagi mas resikonya kalau orderan makanan kadang ya rugi ”, lanjut Pak Rudi.
Di tengah keharusan untuk mengumpulkan uang demi berobat, nyatanya pendapatan Pak Rudi hanya cukup untuk kebutuhan harian dan membayar sewa kost di Surabaya sebab pengobatan Erlangga bukan di daerah tempat tinggalnya di Pacitan melainkan dirujuk ke Surabaya.
#TemanBerbagi, Pak Rudi tidak ingin kehilangan buah hatinya yang selama ini menjadi penyemangat dan sumber kebahagiaan di dalam hidupnya. Mari bersama kita bantu Erlangga terus berobat sampai pulih, caranya Klik "DONASI SEKARANG"
Bantu Erlangga Bernafas dengan Normal
terkumpul dari target Rp 100.000.000