“saya bingung harus gimana kalau anak saya udah mulai merintih kesakitan, saya gatau harus ngelakuin apa buat mengurangi rasa sakitnya. Kalau boleh minta sama Allah, rasa sakitnya dipindah ke saya saja, ga tega liat Ade El nahan kesakitan terus” tangis Ibu Elvano menceritakan kondisi anaknya.

Muhamad Elvano Hanan, anak laki-laki yang baru berumur 2 tahun ini sudah harus menahan sakit karena penyakit Hirschsprung Disease yang dideritanya. Penyakit yang menyerang usus ini menyebabkan Adek El kesakitan dan perutnya mengalami pembengkakan. Adek El sering mengalami muntah-muntah dan kesakitan ketika mencerna makanan, bahkan perutnya yang semakin membesar pun membuat Adek El harus terpaksa tidur dengan tidak nyaman. Penyakit yang diderita Adek El bermula ketika baru lahir, El tiba-tiba demam dan muntah-muntah, muntahannya berwarna hijau dan demamnya tidak kunjung turun. Akhirnya El segera dilarikan ke rumah sakit, namun rumah sakit di kampungnya merujuk El ke rumah sakit yang lebih besar. Orangtua Adek El sempat mengurungkan niat untuk membawa El ke rumah sakit besar karena kekurangan biaya untuk pergi ke kota dan biaya untuk berobat. Namun kondisi El yang semakin memburuk dan berat badan yang terus menurun serta El yang terus menerus muntah dan perutnya mulai membengkak, akhirnya orangtua El memberanikan diri pergi ke Bandung dengan biaya seadanya.

Kondisi Adek El yang sudah parah mengharuskan Adek El untuk segera melakukan tindakan operasi. Namun setelah operasi pun kondisinya tidak kunjung membaik, Adek El terus mengalami muntah-muntah dan perutnya kembali mengalami pembengkakan. Bertambahnya usia Adek El membuat pembengkakan di perutnya pun membesar, serta kondisi imun yang semakin menurun. Adek El sangat mudah lelah dan terkena demam, hal itu mengharuskan orangtua El menjaga kesehatan dan lingkungan Adek El dengan ketat, termasuk makanan yang dikonsumsi El.

Namun dengan pekerjaan ayah Adek El yang hanya seorang buruh bangunan, biaya perawatan dan pengobatan Adek El terkadang tidak bisa tercover oleh pendapatan ayahnya yang hanya delapan ratus ribu sebulan. Ayah Adek El bahkan terkadang harus libur bekerja karena harus menemani El berobat ke Kota Bandung. Kondisi El yang semakin memburuk dan membutuhkan tindakan operasi kembali serta kondisi ekonomi keluarga yang tidak mencukupi tidak menyurutkan semangat dan perjuangan orangtua Adek El untuk menyembuhkan anaknya. Karena jika sakit anaknya dibiarkan, dokter mengatakan itu akan membahayakan nyawa Adek El.