Anakku yang Malang Harus Segera Operasi!
terkumpul dari target Rp 40.000.000
Halo Kakak-kakak Sahabat Berbagi! Kenalin nama aku Dilan, umurku tiga tahun. Sejak lahir aku di diagnosa tidak memiliki anus, padahal awalnya aku lahir normal, namun beberapa jam setelah aku lahir, dokter yang membantu kelahiranku mengatakan bahwa aku lahir dengan tidak sempurna, ya, anusku tidak ada. Beberapa hari setelah kelahiranku, aku terpaksa harus menjalani operasi lubang anus, namun sayangnya gagal. Akhirnya Dokter melakukan operasi stoma di perutku. Sejak saat itu, aku buang air di kantong yang ada di perutku. Empat bulan berlalu, ternyata Dokter mengatakan aku harus kembali menjalani operasi stoma di bagian perutku yang lainnya. Namun justru Dokter menemukan hal lainnya, ternyata aku memiliki ukuran usus yang sangat kecil dan tidak normal, sehingga semua proses operasi untuk sementara harus dihentikan.
Dengan kondisi ususku yang tidak memungkinkan untuk aku bisa operasi, Dokter mengatakan kepada Ibuku bahwa aku harus selalu rutin melakukan washout untuk mengeluarkan kotoran di kantong perutku. Ibuku harus rutin membersihkannya karena jika tidak maka akan berakibat fatal. Berkali kali aku dan Ibuku harus bulak balik Bandung - kampungku di Cianjur Selatan, setiap harinya Ibuku selalu mengantar dan mendampingiku untuk berobat. Betapa melelahkannya proses yang kami lalui, selain harus terus melakukan washout, Ibuku juga selalu menaruh harapan besar setiap kali datang kepada Dokter berharap ususku dan kondisiku sudah memungkinkan untuk dioperasi. Namun sampai usiaku tiga tahun pada tahun ini, ternyata kondisiku belum memungkinkan untuk operasi, itu berarti Ibu dan aku harus melalui proses pengobatan yang sudah berlangsung tiga tahun ini.
Aku terkadang iri dengan teman temanku yang bisa bermain sepuasnya tanpa menahan sakit, sedangkan aku disini harus selalu menahan sakit dan berhati-hati ketika hendak beraktifitas, belum lagi Dokter mengatakan aku dan Ibuku dikejar waktu untuk segera operasi namun disisi lain, Dokter juga mengatakan terlalu bahaya jika aku dioperasi dengan kondisi ususku yang sangat kecil.
Aku selalu melihat Ibuku menangis diam-diam sambil berdoa untuk kesembuhanku, Ibuku selalu tampak lelah setiap harus mengurus pengobatanku yang entah sampai kapan selesainya. Aku hanya ditemani Ibu sendiri setiap pengobatan ke Bandung, Ibu terpaksa harus kesana kemari sendirian karena Ayahku harus bekerja di kampung. Setiap harinya Ayahku memotong kayu di hutan untuk dikumpulkan dan dijual. Sejak aku lahir, biaya kebutuhan sehari-hari mengandalkan hasil dari Ayahku memotong kayu. Namun proses pengobatanku yang belum juga usai dan biaya perawatanku yang besar membuat penghasilan Ayahku tidak selalu bisa mencukupi kebutuhan keluarga kami, sampai akhirnya Ibuku juga harus ikut turun tangan mencari tambahan biaya dengan berjualan kue keliling. Setiap Ibu berjualan keliling, aku juga akan ikut Ibu keliling karena tidak ada yang bisa menjagaku dirumah. Kakaku sekolah dan Kakekku terkena stroke hanya bisa berbaring di kasur. Setiap berjualan keliling, aku selalu kelelahan dan kondisiku menurun, Ibuku selalu tampak bingung karena dia tidak bisa terus membawaku berjualan namun dia juga harus berjualan keliling untuk menambah biaya pengobatanku yang sudah dikejar waktu karena mulai mengancam nyawaku.
Anakku yang Malang Harus Segera Operasi!
terkumpul dari target Rp 40.000.000