Ditinggal Suami Wafat! Bu Retno Berjuang untuk Anaknya
terkumpul dari target Rp 45.000.000
"Sayangilah siapa yang ada di muka bumi, niscaya kamu akan disayangi oleh siapa saja yang ada di langit" (HR At-Tirmidzi no. 1924)
Namanya bu Retno, sehari-hari membuat dan menjual agar-agar bermodalkan meja kecil yang biasa digunakan anaknya untuk belajar dan mengaji. Tak banyak yang bisa dilakukan Bu Retno selain membuat agar-agar setelah ditinggal sang suami. Kini bu Retno berjuang seorang diri merawat sang buah hati.
Tidak ada hari dikalender bu Retno, jika hari libur mbak Ulfah (panggilan akrabnya) sang anak suka ikut ibu jualan “bosen dirumah setiap hari kalo pulang sekolah, kalo ikut ibu ada temen buat main.” Ucap polos anak kelas 4 SD itu.
“Kalo hari biasa Mbak cuma nunggu ibu pulang dirumah dan maghribnya mbak berangkat ngaji ke mesjid, kalo libur ngaji baru ngaji sama ibu. ” lanjutnya.
Bu Retno dan Mbak Ulfa tinggal di sebuah kontrakan kecil, nilai yang murah bagi kita namun Bu Retno harus berjuang keras untuk memenuhinya, belum lagi kebutuhan sehari-hari, “alhamdulillah kalo buat makan mbak ngga pernah rewel, walaupun seringnya cuma telor ceplok atau mie instan yang ada dirumah.” Tutur bu Retno.
Berjualan setiap hari sudah menjadi rutinitasnya, keuntungan dari berjualan tidak lebih dari 30 ribu rupiah per hari, itupun jika jualannya ludes terjual, sedangkan kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan anak sekolah cukup besar walaupun mbak sekolah di sekolah negeri. Tak banyak keinginan bu Retno, jika punya rizki, ingin nambah modal untuk beli perlengkapan buat jualan ‘supaya lebih menarik’ ungkapnya.
Ditinggal Suami Wafat! Bu Retno Berjuang untuk Anaknya
terkumpul dari target Rp 45.000.000