
Bantu Bu Nurjanah Berjuang Sendirian untuk Anak-anaknya
terkumpul dari target Rp 60.000.000
Setiap pukul 4 pagi, disaat orang-orang masih tidur, Bu Nurjanah sudah menyalakan motornya. Di motornya ia membawa anak bungsunya yang masih berusia 1 tahun. Bukan untuk piknik, bukan juga karena ingin pamer, tapi karena tidak ada pilihan lain. Tak ada yang bisa menjaga. Tak ada yang bisa menggantikan.
Sudah 4 tahun terakhir Bu Nurjanah menjadi ojek online. Sebelumnya ia bekerja sebagai asisten rumah tangga. Namun sejak ditinggal suaminya tanpa kabar, ia menjadi satu-satunya tumpuan bagi ketiga anaknya yang masih kecil termasuk si bungsu yang masih digendong saat narik.
Orderan tidak selalu datang. Pernah seharian ia hanya mendapat Rp50.000 dan itu pun belum dipotong bensin dan makan. Pernah juga sama sekali tidak mendapat pesanan, dan harus menahan lapar hingga sore, bersama anak-anaknya.
Motor yang ia gunakan sekarang bukan miliknya. Ia pinjam uang ke tetangga untuk beli motor bekas yang sudah sering mogok. Bahkan hp yang dipakai buat narik juga pernah dirampas saat dibegal. Waktu itu, ia pulang jalan kaki dari Jakarta ke Bogor hanya karena tak punya uang dan tak bisa minta tolong siapa pun.
Di sela mencari nafkah, ia tetap mengantar anaknya sekolah. Tapi uang untuk susu, bekal sekolah, dan seragam sering kali tak ada. Susu untuk anaknya diganti teh manis. Makan kadang cukup satu bungkus nasi padang dibagi empat. Anak keduanya belum bisa disunat. Anaknya yang besar pun sering tidak bawa bekal ke sekolah.
Bu Nurjanah sering dianggap aneh karena membawa anak saat narik. Tak jarang disangka ngemis. Pernah diusir dari tempat mangkal. Padahal ia hanya sedang berusaha bertahan hidup, dengan cara yang paling ia bisa.
Ia tidak minta dikasihani. Ia hanya berjuang supaya anak-anaknya bisa tetap makan, sekolah, dan bertumbuh meski hidup begitu berat 🥹

Bantu Bu Nurjanah Berjuang Sendirian untuk Anak-anaknya
terkumpul dari target Rp 60.000.000