Anak Lumpuh Otak, Suami Stroke Bantu Perjuangan Bu Nia
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Seorang diri, pedagang nasi keliling menghidupi anak Celebral Palsy dan suami stroke di rumah yang terancam roboh.
Namanya bu Nia Kurniasih (54), setiap hari ia keliling jual dagangannya. Sesekali ia pun terhenti menunggu pembeli yang menghampiri. Namun sayangnya hari itu bukan hari keberuntungannya karena tidak ada satupun pembeli yang datang.
Kadang ditengah waktu Mak bersandar pada dagangannya, kadang Mak sampai tertidur karena saking lelahnya. Tubuh bu Nia tak lagi kuat untuk tetap terjaga, namun tidak lama ia pun kembali bangkit untuk berjalan mencari peruntungannya.
Beberapa kali kami ikuti, ternyata Mak berhenti kembali, terlihat melamun dan sedih. Kami pun memutuskan untuk mencoba berbicara dengan bu Nia.
Mulutnya tak henti bergetar, kemudian ia menangis karena kehidupannya yang begitu memilukan. Mak punya seorang putri yang mengidap Cerebral Palsy, namanya Sitah (24 tahun) kemudian suaminya Pak Asep (62) mengalami stroke.
Hal itu membuat bu Nia harus berusaha mati-matian menghidupi keluarganya. Ia harus mengabaikan rasa lelah demi mengurus anak dan suaminya. Waktu tidurnya juga tak lagi mudah ia dapatkan saat ini.
Saat kami mencoba berkunjung ke rumah bu Ani, ternyata keadaan rumahnya sangat mengenaskan. Bu Ani menjelaskan jika rumahnya pernah rubuh akibat gempa beberapa waktu lalu yang cukup hebat di sekitar Cianjur. Namun karena rumahnya berada di kabupaten yang berbeda, maka tak ada bantuan yang datang untuk memperbaiki rumahnya.
Beberapa bagian dinding rumah roboh, membuat rumah itu tak mampu menahan angin yang masuk dari luar. Beberapa bagian penyangga atap juga tampak ditopang oleh batang bambu agar tidak roboh. Semua itu dilakukan oleh ibu Ani sendiri mengingat keadaan suaminya yang sakit.
Sedangkan Sitah nampak hanya terduduk diam di pojokan rumah, meracau kata-kata pendek tanpa arti yang jelas. Sesekali terdengar lantunan sholawat meski terpotong-potong. Keseharian Sitah hanya duduk diam di satu tempat dan jarang sekali berpindah, hingga semua Ia lakukan di tempat tersebut. Semua kegiatan ia gantungkan kepada bu Ani.
Jika ada yang mencoba menggerakan atau membuatnya berpindah, maka Sitah akan menangis karena tak mau dirinya di pindahkan. Demikian juga suaminya yang hanya bisa tertidur terlentang karena tubuh bagian kirinya tidak lagi berfungsi.
"Setiap hari saya berdo'a Agar saya sehat, kuat dan sabar untuk dapat mengurus mereka (Sitah dan Pak Asep), kalau saya sakit atau tidak ada siapa nanti yang mengurus mereka"- Ungkap bu Ani berusaha menahan tangisnya.
Namun bu Nia tak menyerah, sedikit uang yang dapat, ia kumpulkan untuk pengobatan anak dan suaminya. Entah sampai kapan bu Nia mampu bertahan berjuang demi anak dan suaminya.
Insan Baik, sungguh berat kehidupan yang harus bu Nia lalui setiap hari, mari kita hadirkan kebahagiaan bagi sosok Ibu yang luar biasa ini dengan do'a dan sedekah terbaik kita.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga ibu Nia, terutama untuk modal usaha, pengobatan serta perbaikan Rumah beliau. Serta Sebagian donasi akan digunakan untuk para penerima manfaat lain serta keberlangsungan program sosial kemanusiaan dibawah naungan Yayasan Amal Baik Insani.
Anak Lumpuh Otak, Suami Stroke Bantu Perjuangan Bu Nia
terkumpul dari target Rp 50.000.000