Akhtar Muhammad Fatih adalah malaikat kecil yang Allah titipkan pada ibu Widi. Tak ada satu pun orangtua yang mengharapkan anaknya terlahir dengan kondisi sakit parah, namun takdir ini harus menimpa Akhtar.

Di usia yang baru 2 bulan seluruh tubuh dan mata Akhtar menguning, ada 2 benjolan di bagian selangkangannya yang mengharuskannya menjalani 2 kali operasi.

Namun sudah 2 kali operasi, tubuh Akhtar masih juga kuning. Akhirnya ia dibawa ke rumah sakit di Banyumas oleh kakek dan neneknya karena waktu itu ibu Widi masih bekerja.

Terkejut mereka saat mendengar ternyata cucu tercinta nya divonis atresia billier atau gangguan aliran cairan empedu yang membuat kerusakan hati. Jika terus dibiarkan kondisi Akhtar bisa semakin parah dan cairannya bisa menyebar ke seluruh tubuhnya.

Sedihnya lagi belum sembuh Akhtar, bu Widi harus menelan pil pahit karena bercerai dengan suaminya saat anaknya masih berjuang menjemput kesembuhan. Bu Widi juga terpaksa resign dari kerjanya karena harus menemani pengobatan sang putra di Jakarta.

Tabungannya pun kini sudah habis karena suaminya sudah tidak memberi nafkah. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bu Widi rela pinjam sana sini bahkan menjual tanah milik orangtua nya untuk berobat Akhtar. 

Kini uang mereka juga sudah habis, sedang mereka harus rutin jalani pengobatan di Jakarta. Kebutuhan Akhtar juga sangat banyak dan tidak ditanggung BPJS seperti susu, popok, vitamin dan obat lainnya.

Akhtar juga harus menjalani operasi transplantasi hati dimana biaya screeningnya mencapai puluhan juta dan tidak ditanggung BPJS.

Bukan tawa, tapi kesakitan yang menemani hari-hari Akhtar di usianya yang masih hitungan bulan. Kini operasi transplant bisa tertunda karena besarnya biaya screening.

Jangankan untuk operasi, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka saja sangat sulit. Seringkali berangkat kontrol ke RSCM dari kos Bu Widi memilih jalan kaki sejauh 2 KM untuk memangkas pengeluaran.

#TemanBerbagi, maukah kamu bantu Akhtar melawan sakitnya? Yuk bantu sama-sama dengan cara:

Klik “Donasi Sekarang”.