Setitik Harapan Untuk Abah Yahya
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Erangannya senantiasa terdengar. Air matanya terus mengalir membasahi pipi. Jeritan demi jeritan pun sesekali mewarnai gelapnya malam.
Inilah kisah sedih yang dialami oleh Abah Yahya (72 tahun). Seorang pengidap kanker yang diakibatkan oleh Nikotin. Kakinya terus menerus membusuk dengan mengeluarkan aroma tak sedap.
Sesekali darah dan nanah bercucuran dikakinya yang diiringi dengan tangisan dan jeritan yang tiada henti.
Dengan ekonomi yang pas-pasan, abah hanya bisa menangis menahan rasa sakit itu di rumahnya yang ditemani oleh kedua cucunya yaitu Rendi (15 tahun) dan Hasna (13 tahun). Karena istri abah Yahya telah meninggal dunia 5 tahun kebelakang.
Rendi dan Hasna lah yang kini terus menemani Abah Yahya. Mereka bertahan hidup dengan mencari ikan di sungai.
Jika ikan tangkapan mereka berdua banyak. Rendi dan Hasna tak pernah lupa membelikan Abah obat pereda nyeri di warung terdekat.
Jika rasa sakit itu muncul. Hasna hanya bisa mengompres jidat Abah dengan air hangat dengan harapan rasa sakitnya bisa hilang. Sementara Rendi menyuapi makan dan memberikan sedikit obat pereda nyeri yang sudah dibelinya di warung.
Kondisi Abah Yahya yang semakin hari semakin menurun membuat Rendi harus berhenti sekolah.
"Kasian kakek nggak ada yang nungguin. Biar aku berhenti sekolah aja biar bisa nyari ikan yang banyak untuk beli obat...." ~ungkap Rendi dengan penuh harap
Insan baik, perjuangan Rendi dan Hasna begitu luar biasa. Demi kakek tercintanya mereka rela kehilangan masa kecilnya. Kita bisa menemani Rendi dan Hasna untuk mengantarkan Abah Yahya ke pintu rumah sakit agar disisa usianya abah tak harus menahan rasa sakit lagi.
Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk biaya pengobatan Abah yahya, dan memenuhi semua kebutuhan Rendi dan Hasna. Selain itu akan digunakan untuk implementasi program dan para penerima manfaat lainnya dibawah naungan yayasan amal baik insani
Setitik Harapan Untuk Abah Yahya
terkumpul dari target Rp 100.000.000