Bantu Kakek Penjual Kopi Keliling Sebatangkara
terkumpul dari target Rp 20.000.000
Berkeliling berjualan kopi belasan kilo meter tanpa mengenakan alas kaki, itu lah yang setiap hari Abah Ojat (78) lakukan. Di usianya yang sudah lanjut usia terpaksa Abah masih berjuang mencari nafkah dengan berjualan kopi keliling untuk bisa terus melanjutkan hidup.
“Waktu diperjalanan sandal Abah yang dipake rusak, sudah beberapa kali putus dan sekarang udah rusak, jadi ga bisa dibenerin lagi.”
Seperti yang Abah Ojat utarakan, kini beliau tidak bisa memakai sandal lagi karena sandalnya yang sudah tidak layak pakai lagi. Jangankan membeli sandal baru, untuk makan sehari-hari saja Abah hanya bisa makan dengan nasi dan garam saja.
Dalam sehari, keuntungan yang Abah dapat dari berjualan kopi keliling sangatlah tidak menentu, terkadang Abah mendapatkan 10 ribu bahkan hanya 6 ribu rupiah pun pernah Abah dapatkan. Namun jika jualannya ramai Abah bisa mendapatkan 25 sampai 30 ribu. Dari keuntungan yang Abah dapat hanya bisa beliau belikan beras dan garam saja.
Tinggal sebatang kara dengan menumpang hidup di rumah orang lain, kesepian adalah teman bagi Abah setiap harinya. Istrinya yang meninggal beberapa tahun yang lalu dan anaknya yang tak kunjung pulang untuk bekerja membuat Abah merasa sangat kesepian. Abah pun terpaksa menumpang tinggal di rumah orang lain karena rumah pribadinya sudah sangat rusak dan tidak layak untuk ditinggali lagi.
“Abah sekarang udah tua, badan juga udah gak sekuat dulu nak. Abah juga sering ketiduran di pinggir jalan pas lagi jualan, maklum udah tua mah lebih sering kerasa capek.”
#TemanBerbagi, dengan tubuh yang sudah renta dan lemah Abah tetap memaksakan dirinya untuk terus berjualan berjuang demi bisa melanjutkan hidupnya. Jika ada modal, Abah ingin sekali memiliki roda agar Abah tidak perlu lagi mengangkat beratnya termos dan dagagan kopinya. Yuk bantu wujudkan roda dagang impian Abah!
Bantu Kakek Penjual Kopi Keliling Sebatangkara
terkumpul dari target Rp 20.000.000