Setiap hari menahan lelahnya berjalan keliling puluhan kilometer, Abah Karsiman yang kini sudah menginjak usia 61 tahun tetap berjuang mencari nafkah dengan berjualan cakue dan odading keliling. Dari pagi hingga waktu maghrib tiba Abah terus berjalan berkeliling tanpa mengenal lelah.

Tubuhnya yang sudah renta harus dipaksakan demi bisa menafkahi keluarga yang berada di kampungnya. Panasnya sengatan matahari dan dinginnya hujan bukan menjadi penghalang bagi Abah untuk terus berjualan.

“Kaki kanan Abah suka sakit nak, ini lihat aja sampai muncul urat-urat gini.”

Sesuai yang diungkapkan oleh Abah Karsiman, kaki kanan Abah terlihat tidak normal karena banyak sekali urat yang bermunculan, sangat berbeda dengan kaki kirinya atau kaki pada normalnya. Karena ini juga Abah sering merasa kesakitan pada kaki kirinya sehingga membuat Abah sering beristirahat pada saat berjualan.

Abah tidak pernah memeriksakan dirinya ke dokter karena tidak memiliki biaya untuk berobatnya. Rasa sakit yang dirasakannya hanya bisa Abah tahan dan obati hanya dengan beristirahat saja. Pasalnya, dalam sehari Abah hanya bisa mendapatkan untung sebesar 15-20 ribu saja.

Pendapatan yang Abah dapat dari berjualan harus dibagi dua dengan sang pemilik usaha cakue dan odadingnya. Abah juga memiliki kewajiban untuk menjual habis cakue dan odading yang sudah beliau bawa, karena jika tidak Abah Karsiman harus menutupi kerugiannya tersebut.

“Kalau gak habis Abah harus ganti rugi nak, jadi Abah bawa cakue dan odadingnya sedikit aja biar cepat habis.”

#TemanBerbagi, di usianya yang kini sudah menginjak 61 tahun Abah Karsiman masih harus bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya di kampung. Bahkan sudah beberapa bulan Abah belum bisa pulang kampung karena belum mempunyai ongkos dan uang untuk diberikan kepada istrinya. Jika punya modal Abah ingin sekali mempunyai usaha sendiri agar bisa mendapatkan penghasilan yang lebih layak lagi.