
Bantu Abah Isep Bisa Hidup Lebih Layak
terkumpul dari target Rp 60.000.000
Setiap pagi, lansia berusia sekitar 60 tahun yang dengan segala keterbatasannya masih gigih mencari nafkah sendiri dengan membawa termos berjualan kopi keliling.
Abah Isep tak pernah menikah. Bukan karena tak ingin, tapi sejak lahir ia mengalami disabilitas. Gerakan tubuhnya terbatas, dan bicara pun sulit. Orang-orang di kampung mengenalnya sebagai sosok penyendiri yang penuh semangat. Ia hidup menumpang bersama kakaknya, Mak Eulis, satu-satunya keluarga yang masih ia miliki.
Sejak kecil, Abah sudah kehilangan kedua orang tuanya. Kakaknya lah yang merawat Abah sampai sekarang. Namun, walau hidup bergantung pada saudara, Abah tak ingin menjadi beban. Ia berusaha semampunya untuk tetap mandiri. Itulah kenapa Abah berjualan kopi sachet di pinggir jalan hingga kini.
Bukan warung kopi besar. Tak ada bangku, tak ada meja. Hanya satu tikar kecil, termos air panas, beberapa sachet kopi, dan sedikit uang receh untuk kembalian. Abah tidak bisa membuatkan kopi untuk pembeli kondisi tubuhnya tidak memungkinkan. Pembelilah yang membuat kopinya sendiri, lalu Abah menyodorkan uang kembalian dengan tangan yang gemetar.
Saat panas, ia kepanasan. Saat hujan, ia kehujanan. Abah tidak bisa berjalan sendiri menuju tempat jualan. Setiap pagi, Mak Eulis menggandengnya pelan-pelan, meski tubuhnya pun sudah renta. Di jalan pun Abah sering jatuh. Tapi itu tak menghentikan niatnya.
"Abah malu kalo harus minta-minta. Mending jualan kopi meski sedikit… Yang penting halal." begitu kira-kira maksud gerakan tangan Abah ketika ia berbicara dengan bahasa isyarat.
Dalam sehari, Abah bisa membawa pulang uang belanja tak seberapa. Seringkali tak cukup untuk makan. Kalau ada pun hanya sepiring nasi dengan satu gorengan, atau malah hanya nasi putih saja. Bahkan untuk belanja stok kopi, Abah sering tak sanggup karena modalnya habis.
Matanya pun mulai sakit. Perutnya sering nyeri karena menahan lapar. Tapi Abah tidak pernah mengeluh. Ia tetap tersenyum saat orang menyapanya. Tetap menawarkan kopi dengan tenaganya yang terbatas.
Kondisinya kini semakin tua, semakin sulit bergerak, dan penghasilan dari jualan kopi pun semakin sedikit. Ia dan kakaknya hanya punya satu harapan yaitu bisa punya usaha rumahan yang tidak memaksakan tubuh Abah yang sudah tak kuat berdiri terlalu lama di jalan.
Teman-teman, kita bantu Abah Isep bertahan yuk? 🥹

Bantu Abah Isep Bisa Hidup Lebih Layak
terkumpul dari target Rp 60.000.000