
Di Tengah Sesak Yg Mencekik Abah Iding Terus Berjuang
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Namanya Abah Iding, 85 tahun. Usia yang seharusnya dihabiskan untuk beristirahat, dikelilingi ketenangan dan perhatian keluarga. Tapi takdir berkata lain.

Bersama sang istri yang juga telah renta, berusia 80 tahun, mereka tinggal di rumah yang jauh dari kata layak. Dari enam anak yang mereka miliki, hanya dua yang tinggal dekat. Namun keduanya pun hidup dalam keterbatasan ekonomi, sehingga tak mampu banyak membantu selain doa dan perhatian kecil yang sesekali sempat mereka berikan.

Abah Iding menderita sesak napas parah. Untuk berjalan beberapa langkah saja, napasnya sudah tersengal berat. Tapi meski tubuhnya semakin melemah, kebutuhan hidup tidak ikut melemah. Karena itu, Abah tetap memaksakan diri berjualan cilok titipan—dagangan yang bukan miliknya, sehingga setiap hari ia harus menyetor hasil penjualan kepada pemiliknya. Kadang laku, kadang tidak… tapi Abah tetap pergi, meski dadanya seperti ditusuk setiap kali ia bernapas.

Namun yang lebih menyayat hati adalah rumah yang mereka tinggali.Atap yang bocor di hampir setiap sudut.Dapur yang masih berupa tanah basah.Kamar mandi rusak dan tak terurus. Papan-papan rumah dipenuhi jamur hitam.Dinding rapuh, lantai lembap, udara dingin masuk dari celah-celah yang tak mampu mereka tutup.Rumah itu bukan tempat tinggal—lebih tepat disebut tempat bertahan hidup.

Dan meski kondisi begitu berat, Abah Iding dan istrinya tetap bertahan di sana. Dengan harapan kecil bahwa esok akan lebih baik… bahwa ada tangan-tangan baik yang mau membantu mereka memperbaiki sisa-sisa kehidupan di usia senja.

Ayo jadi bagian dari kebaikan untuk Abah Iding. Berapapun yang kamu sisihkan sangat berarti untuk memperbaiki rumah Abah atau membantu kebutuhan sehari-harinya.Mari berdonasi melalui: temenbaik.com Karena mungkin dari tanganmu, Allah kirimkan pertolongan untuk Abah. KLIK DONASI SEKARANG
Di Tengah Sesak Yg Mencekik Abah Iding Terus Berjuang
terkumpul dari target Rp 50.000.000
