Sudah 31 tahun berkawan dengan benjolan besar
terkumpul dari target Rp 350.000.000
Kisah pilu tengah dialami abah Dakir (69), Ia mengidap tumor ganas selama 31 tahun lamanya. Tubuhnya dipenuhi oleh benjolan besar yang setiap harinya semakin membesar.
Abah enggan bertemu dengan orang lain karena tidak mau membuat orang lain merasa risih dan tidak nyaman melihat kondisi wajahnya yang nyaris tertutup benjolan besar akibat penyakit yang dideritanya.
Penyakit ini pertama kali diketahui abah 31 tahun yang lalu, saat abah merasa gatal yang luar biasa di sekujur tubuhnya.
Abah tak mengira sakit gatalnya ini akan berbahaya, rasa gatalnya hanya digaruk sesekali dan didiamkan saja, yang mengejutkan ternyata bekas garukan di tubuhnya berubah menjadi benjolan.
Yang awalnya benjolannya hanya berukuran kecil pun terus tumbuh menjadi membesar. Tak hanya di satu titik, benjolan ini tumbuh di wajah, punggung, dada, tangan dan kaki abah.
Rasa gatal yang kian menjadi dan garukan yang terus di lakukan menjadi pemicu utama benjolan tumbuh dengan cepat..
Abah pun memeriksaan diri ke dokter, abah terkejut saat mendengar bahwa abah didiagnosa mengidap Tumor Lipoma yaitu tumor ganas yang menyerang sistem imunisasi dan dapat terjadi pada setiap bagian tubuh.
Sudah dalam kondisi parah abah harus menjalani operasi, bahkan tidak cukup untuk 1kali operasi abah harus menjalani serangkaian operasi karna benjolan sudah banyak dan besar bahkan wajahnya sudah tertutup oleh benjolan-benjolan.
Sedangkan abah dan istrinya yang bekerja hanya sebagai penjaga villa dan penghasilan tidak seberapa dan setiap kali gajian harus membayar hutang untuk uang yang dipake berobat abah.
Sempat terlintas di pikiran abah dan istrinya mereka akan pergi ke gunung supaya tidak ada yang mengolok-olok sakit yang diderita abah.
Abah Dakir ingin terus menjalani pengobatan. Lansia dengan lima cucu ini ingin penyakitnya hilang total. Namun apa daya, Dakir kini sudah tidak punya apa-apa lagi.
Harta bendanya habis untuk pengobatan yang pernah dijalaninya. Ia bahkan kini tidak punya tempat tinggal setelah rumah mungilnya dijual untuk membayar biaya operasi. Dakir menyebut masih memiliki sisa utang yang belum terbayar.
Dakir tak putus asa, ia yang hidup serbapas-pasan terpaksa pinjam sana-sini untuk biaya pengobatan. "Sudah malu pinjam, karena terlalu sering, terus kita gadai rumah kita. Tapi biaya masih kurang, itu rumah yang awalnya digadai ke tetangga terus kita jual. Mau gimana lagi, biaya operasi kan harus dibayar," kata Eli, istri abah DakirAbah setiap kali berangkat bekerja sehabis shubuh dan pulang bekerja setelah magrib supaya tidak ada yang melihat beliau.
Filantra ingin mengajak kamu untuk bersama-sama membantu biaya pengobatan abah Dakir dengan cara:
1. Klik tombol “DONASI SEKARANG”
2. Masukkan nominal donasi
3. Pilih metode pembayaran E-wallet (Go-Pay, Ovo, Dana, LinkAja) Bank Transfer (BCA, Mandiri, BRI, BSI) dan Virtual Account
Tidak hanya berdonasi, teman-teman juga bisa membantu dengan cara menyebarkan halaman galang dana ini ke orang-orang terdekat agar semakin banyak orang yang ikut membantu.
Terima kasih atas doa, dukungan dan bantuannya, semoga Tuhan YME membalas kebaikannya. Amin.
Disclaimer : SharingHappiness.org tidak mewakili dan tidak bertanggung jawab atas segala bentuk informasi pada halaman campaign ini, karena informasi di atas sepenuhnya milik campaigner (penggalang dana).