Usia senja tidak menyurutkan Mak Engkan ( 90th ) untuk terus  mencari nafkah. Buah Alkesa (sawo mentega) , buah campoleh (sawo walanda) dan buah sirsak beliau jajakan di pinggir jalan, meskipun hanya duduk sambil menunggu pembeli yang singgah, Mak Engkan terlihat begitu lelah karena usianya yang sudah tak muda lagi.

Beliau nampak senang ketika kami singgah di lapak jualannya beliau. Dengan senyuman yang menutupi wajah lelahnya Mak Engkan melayani kami dengan cekatan. Periang dan penuh semangat itulah kesan kami terhadap beliau, meskipun usianya hampir menginjak satu Abad, namun keadaan memaksa beliau untuk tetap berjuang mencari nafkah.

 Ketika kami bertanya berapa biasa yang terjual dalam sehari, beliau menjawab sambil tersenyum " ngan sagantung oge alhamdulillah aya kanggo tuang emak ( cuma segantung juga alhamdulillah ada buat makan emak ) harga buah yang di jual beliau hanya 15rb rupiah.

Tidak selalu ada yang singgah membeli dagangannya, tidak jarang Emak tidak menjual satupun buah dagangannya dan pulang dengan tangan hampa. Namun bagi emak pantang ia menyerah dan berpangku tangan, esok hari dia pasti akan kembali berjualan.

Ketika kami bertanya kenapa Mak masih mau berjualan hanya untuk makan Mak saja, beliau pun menjawab " Mau minta sama anak  juga kasihan mereka pun sama susah kasihan, kalau lagi ada mereka pun suka ngasih kok ke Emak" ucapnya.

Sedih memang ketika kita melihat Mak Engkan yang di usia senjanya masih harus berjuang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari beliau. Namun jiwa pantang menyerah dan pantang mengemis nya patut kita jadikan contoh dan teladan.

Insan Baik, mari kita hadirkan secercah kebahagiaan di senja usia Mak Engkan dengan donasi terbaik kita

Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan dipergunakan untuk pemenuhan kebutuhan Mak Engkan, serta akan di gunakan untuk penerima manfaat lainnya dan juga kegiatan sosial kemanusiaan lainnya dibawah naungan Yayasan Amal Baik Insani.