Namanya Razak Bara Al Musanid, ia anak ke 3 dari pasangan bapak Muryono dan ibu Septi Anita. Razak merupakan warga L3 Tenggarong Seberang, di usianya yang baru menginjak 3 bulan ia di diagnosa mengidap penyakit meningoensefalokel.
Penyakit meningoensefalokel ini merupakan kelainan berupa benjolan di selaput otak dan otak. Hal ini akibat ketidaksempurnaan tulang dasar tengkorak yang tidak menutup. Kasus ini 1 : 3500 kelahiran di dunia.
Bahkan saat Razak lahir, ia sudah diprediksi hanya mampu bertahan hidup hingga 3 hari saja. Namun dengan kekuatan do'a dan cinta dari keluarganya, sampai saat ini Razak masih menunjukkan semangat hidupnya.
Saat usianya baru menginjak 10 hari, dari RS. AM. Parikesit Tenggarong, Razak dirujuk ke RS. AW. Syahrani Samarinda. Setelah dilakukan observasi oleh tim dokter, diputuskan bahwa razak harus mendapatkan tidakan operasi untuk mengambil dan mengurangi cairan benjolan di kepala.
Bahkan rencananya tindakan operasi ini harus dilakukan beberapa kali, mungkin sekitar 3 sampai 4 kali. Dan setelah operasi pertamanya, Razak memperlihatkan tumbuh kembang yang bagus, ia terlihat sehat.
Benjolan di kepala Razak semakin hari semakin membesar, maka ia harus segera menjalani operasi lanjutan. Namun urung dilakukan karena khawatir cairan dikepalanya bercampur dengan otak dan ditakutkan akan menyebabkan gangguan syaraf bila dilakukan operasi.
Razak termasuk bayi yang aktif tak heran ia mengalami luka dan lecet di kepalanya karena ketika badannya aktif bergerak kepalanya tidak dapat digerakkan terhalang benjolan yang semakin hari semakin membesar.
Saat ini bu Septi dan pak Muryono rutin membawa Razak kontrol ke Samarinda setiap 2-3 minggu sekali. Mereka berniat membawa Razak ke Surabaya agar mendapatkan perawatan dan pengobatan yang lebih baik dan peralatan yang lebih lengkap.
Pengobatan Razak memang ditanggung BPJS, namun untuk biaya transportasi dan biaya untuk berangkat ke Surabaya, pak Muryono masih belum memiliki dana yang cukup. Belum lagi biaya operasi serta biaya hidup selama masa pengobatan pasti perlu biaya yang cukup besar.
Sedangkan pak Muryono hanya karyawan swasta yang penghasilannya tidak begitu besar. Namun bu Septi tetap berharap anaknya bisa bertahan hidup hingga dewasa, bagaimana pun kondisinya. "Kami akan terus berusaha apapun untuk kesembuhan Razak" tutur Ibu Septi.
Mari sahabat kita bergerak bersama membantu Razak agar bisa sembuh. Sedikit kebaikan anda, akan sangat mendukung perjuangan Razak. Berbuat Nyata, Berbagi Bahagia bersama Sharing Happiness!!!
Bantu adik Razak yu
terkumpul dari target Rp 30.000.000