Sedekah Jariyah, Bangun Masjid di Pelosok
terkumpul dari target Rp 450.000.000
Kondisi Sebelum
“Sejak (tahun) ’70-an tercatat masjid sudah berpindah enam kali, karena imam masjid yang berganti pula. Ada yang meninggal dan ada juga yang meninggalkan Islam,” tutur Bapak Mappiare, imam Masjid Al Furqon.
Sedih sekali mendengarnya, tapi itulah realita kehidupan muslim di pelosok Tana Toraja, tepatnya di Desa Perindingan, Kec. Gandangbatu Sillanang.
Mereka hidup berdampingan dengan umat agama lain penuh toleransi. Bahkan saat pembangunan masjid pada 2003, mereka ikut gotong-royong.
Sayangnya, untuk ukuran bangunan, rumah ibadah umat Islam bernama Masjid Al Furqon ini jauh dari kata ideal.
Masjid Al Furqon terlihat seperti rumah tinggal yang bermaterial kayu dan seng yang sudah tak layak huni.
Atap sudah mulai bocor dan jika musim hujan tiba sering kebanjiran, dinding sudah lapuk dan berlubang, belum ada plafon, tempat wudhu pun seadanya.
Kondisi ini kerap menghambat ibadah para jamaah, sedangkan untuk shalat ke masjid lain, jaraknya sangat jauh.
Satu masjid 8 Km jauhnya ke selatan dan satu lagi 10 Km ke timur. Akses jalannya juga masih tanah.
“Alasan lainnya adalah kami khawatir semakin bertambah masyarakat yang meninggalkan Islam, akibat kondisi fasilitas ibadah yang seperti itu, sangat jauh berbeda dengan fasilitas ibadah agama lain yang ada di tempat ini,” tambah Bapak Mappiare.
Sobat, jika kerusakan masjid berlanjut lebih lama, bukan tidak mungkin, satu-satunya rumah ibadah bagi 70 warga desa ini akan ambruk. Ini tentu jadi ancaman untuk keberlangsungan Islam di daerah minoritas muslim ini.
Kondisi Setelah
Alhamdulillah, atas bantuan kalian, kini Masjid Al Furqon sudah menjadi masjid yang kokoh
Terima kasih kamu telah berkontribusi terhadap syiar agama Islam di pelosok Tana Toraja dengan menghadirkan masjid yang sangat megah untuk mereka. Semoga menjadi amal jariyah yang pahalanya akan terus mengalir. Aamiin
Sayangnya masih banyak masjid yang kondisinya memprihatinkan. Salah satunya Masjid “apung” di Lakaudani, Buton Tengah, Sulawesi Tenggara.
Kamu gak salah lihat, masjid ini memang ada di atas laut. Tepatnya, di pesisir pantai Lakaudani, Buton Tengah, Sulawesi Tenggara.Seperti halnya pasang-surut air laut yang mengelilingi Dusun Lakaudani, begitulah hidup membawa mereka ke titik tak bisa melanjutkan pembangunan.
Sayangnya, pembangunan masjid terhenti karena dana tak mencukupi. Kini, yang tersisa hanyalah bangunan masjid separuh jadi, yang tidak bisa dipakai sama sekali.Namun, semangat mereka tak pernah surut mencari ikhtiar bantuan ke berbagai pihak. Hari ini, mereka menemuimu. Akankah tanganmu terulur membantu?
Mari bantu Masjid Lakaudani dan Masjid pelosok lainnya.
Sedekah Jariyah, Bangun Masjid di Pelosok
terkumpul dari target Rp 450.000.000