Temani Ayah Bekerja Menjadi Badut Jalanan
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Sejak jaman semakin canggih, layanan transportasi pun semakin berkembang dan transportasi offline pun seperti angkot sudah mulai sepi peminat.
Sejak saat itulah pak Yanto beralih profesi dari supir angkot menjadi pengamen badut.
Bukan tanpa upaya, melamar pekerjaan kesana kemari sudah ia lakoni. Namun apa daya diusianya kini sangat sulit untuknya diterima bekerja. Berbagai pekerjaan seperti berburuh pun tidak luput dari usahanya. Kini ia menjadi pengamen badut jalanan..
Berjalan dari satu tempat ke tempat lain menggunakan kostum badut, menghibur anak-anak. Beliau mempunyai 3 anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Ada satu anak laki-lakinya yang kini ikut Pak Yanto menjadi pengamen badut.
Bukan tanpa alasan, Raka yang kini baru duduk di bangku kelas 1 SD, hanya ingin membantu meringankan beban ayahnya. Karena adiknya sudah 2 minggu ini sakit tifus dan DBD, biaya pengobatan tidak sedikit. Jadi raka berharap dengan ikutnya dia menjadi pengamen badut bisa juga ikut menghasilkan uang seperti ayahnya, untuk membantu biaya pengobatan adiknya. Maklum penghasilan dari badut tidak lebih dari 30ribu sehari.
Raka, anak kecil yang sungguh baik hati. Padahal ayahnya sudah melarangnya untuk ikut. Namun ia bersikeras. Raka pun tidak meninggalkan sekolahnya. Ia membantu ayahnya setelah pulang sekolah. Harapannya kini punya modal usaha untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan kesembuhan anakya
Temani Ayah Bekerja Menjadi Badut Jalanan
terkumpul dari target Rp 50.000.000