Bantu Pengobatan Anak Driver
terkumpul dari target Rp 70.000.000
Salfok liat ibu driver online ngasih makan anaknya di pinggir jalan. Lebih kaget lagi pas liat perutnya berlubang dan dipasang selang!
“Bu, itu anaknya diapain?”
“Lagi dikasih susu, Kak”
“Kok pake selang kayak gitu??”
“Iya, kak, anak aku sakit. Pas lahir kerongkongannya buntu jadi perutnya dilubangin terus dipasang selang untuk makan minum. Selang ini harus diganti tiap 3 bulan sekali, harganya Rp 7 juta lebih”
“Anak aku gak boleh telat makannya, jadi aku kasih makan sambil nunggu orderan food buat dianter”
Ternyata, anaknya ibu driver ini derita kelainan. Saat lahir, diketahui kalau kerongkongan Dek Athallah buntu (Atresia Esofagus) sehingga makanan gak bisa sampai ke lambung. Akhirnya, dia menjalani operasi yaitu perutnya dilubangi agar bisa makan minum lewat selang dan penutupan lubang antara paru-paru dan lambung agar air liurnya tidak masuk ke jantung dan paru-paru.
Katanya, anaknya masih butuh operasi lagi secepatnya yaitu pembuatan saluran makan yang diambil dari usus besarnya. Tapi penghasilan sebagai driver online sangat minim, suaminya pun bekerja sebagai office boy dengan gaji yang sangat kecil, padahal banyak pengobatan yang tak ditanggung oleh BPJS.
“Waktu lahir anak saya beratnya cuma 1,5 Kg terus karena gak bisa makan beratnya turun terus sampai 900 gr. Duh, kalo inget itu saya sedih banget, gak pengen anak saya menderita lagi.”
Seluruh harta sudah habis terjual, pinjam ke tetangga atau kerabat pun sudah tak terhitung, tapi masih belum cukup juga untuk pengobatan Dek Athallah.
--
Kelahiran Muhammad Afzal Athallah (Atha) menjadi pelipur lara Pak Rohman dan Bu Indi. Tak disangka, bayi Atha harus masuk ruang NICU. Berulang kali mengeluarkan cairan gelap melalui mulutnya dan tidak bisa saat akan dipasangkan selang NGT untuk saluran makan karena dari hasil USG ternyata kerongkongan Atha buntu.
Atha harus segera dirujuk ke RSCM karena di RSUD sebelumnya tidak ada dokter spesialis. Pak Rohman tanpa Bu Indi menggendong bayi kecil itu, membawanya ke RSCM Jakarta dengan pinjaman oksigen dari saudara dan sewa mobil.
Setelah pemeriksaan lebih lanjut, vonis pahitpun harus mereka dengar bahwa bayi kecil mereka menderita Atresia Esofagus atau kecacatan lahir saat kerongkongan tidak berkembang sempurna.
Usia 12 hari dengan BB 900 gram bayi Atha menjalani tindakan operasi pertama dengan 3 tindakan yaitu pembuatan akses minum dengan cara dibuat lubang di posisi lambung (gastrostomi), yang kedua dibuat lubang juga dibagian tenggorokan untuk pemasangan trakeostomi agar tidak ada air liur yang masuk ke paru-paru dan jantungnya, dan yang ketiga penutupan lubang diantara paru-paru dan lambung agar tidak ada oksigen yang masuk ke lambung saat Atha bernafas.
“Ngga kuat liat Atha waktu itu, badannya tinggal tulang berbalut kulit tapi harus jalani berbagi operasi. Apalagi dokter menyampaikan bahwa operasi berhasil kemungkinannya sangat kecil”- jelas Bu Indi.
Perjalanan pengobatan Atha masih berlanjut, dokter menyarankan agar melakukan operasi untuk pembuatan saluran makan yang di ambil dari usus besarnya. Sementara sebelum operasi dokter menyarankan untuk pemasangan Mickey Button (PEG) yang harganya mahal dan tidak dicover BPJS yaitu 10 juta, belum lagi biaya operasional dan penunjang pengobatan yang lain.
Masalahnya penghasilan ayahnya sebagai Office Boy hanya 1,2 juta per bulan sedangkan pengobatan Atha harus terus berjalan. Berbagai cara telah mereka lakukan dan korbankan untuk pengobatan Atha dari jual maskawin, hutang ke saudara dan tetangga bahkan sampai terlilit pinjol hingga jutaan rupiah. Ibu Indi pun tak tinggal diam, ia kerap membantu suaminya mencari uang sebagai driver shopee food.
Kini Pak Rohman dan Bu Indi hanya bisa berharap dari galang dana ini.
#Sahabat, percayalah bahwa sedekah terbaikmu dapat meringankan beban di pundak mereka.
Bantu Pengobatan Anak Driver
terkumpul dari target Rp 70.000.000