Annis Wikhdati Nur Ilahi (23), gadis Arjawinangun, Cirebon, Jawa Barat yang tengah menghafal Al-Qur’an. Tidak seperti santri pada umumnya, Annis menghafal Al-Qur’an bersama teman-temannya sesama tuna netra. Al-Qur’an audio dan braile sudah menjadi sahabat dekat mereka.
Tidak hanya penglihatan Annis yang istimewa, kaki dan tangannya juga tidak bisa digerakkan secara normal. Dampak musibah yang ia alami saat Annis berumur 6 tahun masih ia rasakan sampai sekarang. Saat itu, Annis terjatuh di depan rumah gurunya, ia mengalami demam tinggi hingga merusak sel syaraf di kaki dan tangannya.
Meskipun kondisi fisik Annis tidak sempurna, Annis tak patah semangat untuk menjadi penghafal Al-Qur’an. Ia memanfaatkan Al-Qur’an braile sebagai media belajar menghafal. Selain itu, ia juga memastikan makhrojul hurufnya dengan Al-Qur’an audio.
“Dulu Ibu sebelum meninggal meminta saya agar mengkhatamkan hafalan Qur’an. Alhamdulillah berkat alamarhumah ibu, saya mampu mengaji dan menghafal sampai sekarang,” jawab Annis saat ditanya alasannya istiqomah menghafal Al-Qur’an.
Alhamdulillah, Annis sudah hafal juz 30 dan tengah menyelesaikan hafalan juz 1. Ia memulai belajar menghafal Al-Qr’an dengan ibunya di mushola milik keluarganya saat masih kecil. Sejak ibunya meninggal dunia, Annis melanjutkan hafalannya di SLB A Beringin Bhakti yang berbasis Rumah Tahfidz di Jl. Pangeran Cakra Buana, Kepongpongan, Talun, Cirebon. Ia juga terus memurajaah hafalannya dengan Al-Qur’an braile saat di asrama.
“Lebih enak pakai audio karena bisa untuk memastikan kebenaran bacaan dari Al-Qur’an braile. Disini Al-Qur’an braile juga terbatas, jadi harus gantian sama teman-teman”, tutur Annis.
Annis dan enam belas temannya sesama tuna netra butuh tambahan Al-Qur’an braile dan Al-Qur’an audio untuk mempermudah hafalan mereka.
Yuk dukung Annis dan 16 teman tuna netra lain menghafal Al Quran menjadi lebih mudah!
Klik "DONASI SEKARANG" dan berikan donasi terbaikmu.
Wakaf Al-Qur'an Braile
terkumpul dari target Rp 1.000.000