Aksi Bersihkan Sampah Laut Bali
terkumpul dari target Rp 20.000.000
8 juta ton sampah plastik mengalir ke laut kita. Borosnya konsumsi single use plastic oleh manusia mengakibatkan plastik berhasil merajai laut-laut kita. Kita sudah tau bahwa laut kita kotor. Lalu apa dampaknya?
Bukan hal baru ketika kita melihat, bahkan turut membagikan video-video berisikan hewan laut yang mati akibat menelan atau tersumbat plastik. Gambar dan videonya dikutuk banyak orang, tapi peristiwanya tetap berlangsung hingga sekarang.
Satwa laut diduga menelan plastik karena mengira benda sintesis ini sejenis makanan yang mengapung di lautan. Plastik akan menutup saluran cerna mereka. Makanan yang masuk tidak dapat diproses menjadi energi sehingga mereka kehilangan tenaga dan nutrisi. Plastik juga menyumbat sistem respirasi mereka. Maka jangan heran, kepunahan mereka ada di depan mata. Dan kita hanya bisa mengintip hewan-hewan itu lewan ensiklopedia.
Belum lagi jika plastik berubah bentuk menjadi mikro atau nanoplastik yang termakan oleh hewan-hewan berukuran kecil, bahkan tanpa mereka menyadarinya. Maka jika ada slogan makan ikan supaya jadi pintar, maka apa yang terjadi jika ikan yang kita konsumsi mengandung plastik? Bisa jadi plastik-plastik itu sudah sampai di piring-piring kita.
Tak sampai disitu. Investigasi Orb Media menunjukkan publik mengonsumsi mikroplastik juga dari air keran. Penelitian itu memperlihatkan 83% air keran dari 14 negara (termasuk diantaranya Indonesia) mengandung mikroplastik. Buruknya keadaan di perairan mempengaruhi siklus hidrologi kita, dan laut telah menjadi tujuan akhir limbah mikroplastik dunia. Tingginya kadar racun dalam air laut juga perlahan mengubah lautan menjadi kolam bangkai raksasa.
Dampak lainnya tentu, pada sektor pariwisata.
Sudah tau? Bali, pulau yang kita bangga-banggakan sebagai aset pariwisata kini masuk No List Travel alias rekomendasi untuk tidak dikunjungi karena ketidaklayakannya, versi Fodor’s Travel, sebuah media pariwisata Amerika Serikat. Dan salah satu penyebabnya adalah sampah.
Pada 2019, selain ikan dan terumbu karang, ketika kamu snorkeling kamu akan menyelam diantara sampah yang mengambang. Prediksinya, pada 2050, akan lebih banyak plastik daripada ikan di lautan. Kita tidak bisa tinggal diam.
Ayo tunjukkan kepedulian dan kontribusimu untuk mendukung Bali Beach Clean Up. Sebuah gerakan swadaya antara turis dan masyarakat Bali yang diinisiasi Ocean Mimic sepanjang bulan Desember ini. Klik DONASI SEKARANG untuk mendukung terselenggaranya kegiatan ini. Semakin banyak, semakin masif, semakin baik. Bad for ocean, bad for us.
Aksi Bersihkan Sampah Laut Bali
terkumpul dari target Rp 20.000.000