Sekeping Sampah Untuk Mengisi Perut Abah Uhin
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Meskipun badannya sudah renta, Abah Uhin (74 tahun) berjalan untuk memulung barang bekas. Tempat sampah demi tempat sampah disinggahi, demi sesuap nasi agar bisa bertahan hidup.
Abah Uhin biasanya memungut sampah dari pagi. Jika tidak, Abah hanya akan mendapatkan sisanya, karena banyak pemulung lain yang juga datang dan menghabiskan barang-barang bekasnya.
Tubuh rentanya dipaksa kuat. Rasa sakit ditubuhnya seolah tak pernah dirasakannya. Yang ada dipikirannya bagaimana perutnya bisa terisi.
Abah Uhin butuh waktu lama untuk mengumpulkan barang bekasnya, terlebih kondisi fisiknya yang sudah tak memadai. Alhasil uang yang didapatkannya pun sedikit dan lama untuk dijual.
"Dalam 1 kg botol bekas yang Abah kumpulkan dihargai 2 ribu oleh pengepul. Dalam 1 karung besar lumayan isinya 3 kg kalau penuh. Alhamdulillah kalau karungnya penuh Abah bisa dapat 6 ribu..." Ungkap Abah Uhin
"Kalau nggak ada uang, Abah sering nemu makanan ditempat sampah, kalau makanannya sudah kotor dan masih bisa dicuci ya Abah cuci dari pada nggak makan sama sekali." ~Lanjutnya
Semenjak istri tercinta meninggal dunia 3 tahun yang lalu, Abah hidup seorang diri di sebuah kamar bangunan bambu ukuran 2x3 meter pinggir tempat pembuangan sampah.
Jika malam datang, rasa dingin menusuk tubuh rentanya membuat Abah harus menggigil kedinginan. Bau sampah seolah hal biasa yang harus Abah nikmati setiap hari.
#TemanBaik, begitu luar biasa perjuangan Abah Uhin. Kita bisa menemani Abah dengan menyisihkan sebagian rezeki yang kita miliki agar Abah Uhin bisa tersenyum disisa usianya.
Sekeping Sampah Untuk Mengisi Perut Abah Uhin
terkumpul dari target Rp 50.000.000