Harapan Abah Trisno Pulang Kampung dan Buka Usaha
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Perkenalkan, ini adalah Abah Trisno, penjual balon keliling yang merupakan salah satu lansia pejuang nafkah di sebuah kampung di kota Bandung. Meskipun fisiknya sudah tak muda lagi, Abah Trisno tetap berusaha mencari nafkah demi menafkahi istrinya di kampung.
Setiap hari, Abah Trisno berkeliling di pinggiran jalan raya untuk menjual balon. Ia berangkat sejak pagi buta hingga senja. Meski tubuhnya sudah renta dan langkahnya semakin sulit karena penyakit asam urat yang dideritanya, Abah Trisno tak pernah menyerah dalam menjajakan dagangannya.
Penghasilan Abah Trisno sangatlah kecil. Dari setiap balon yang terjual, ia hanya mendapatkan keuntungan sebesar dua ribu rupiah. Dengan susah payah, Abah Trisno hanya bisa mengumpulkan sekitar dua puluh ribu rupiah sehari, yang hanya cukup untuk makan dirinya sendiri. Jauh dari cukup untuk kebutuhan sehari-hari, apalagi untuk mengirim uang kepada istrinya di kampung.
Sering kali, Abah Trisno terpaksa meminjam uang dari juragan balonnya demi bisa mengirimkan uang untuk sang istri. Terlebih lagi, akhir-akhir ini, berjualan balon menjadi semakin sulit, terutama karena sering kali ia tidak diizinkan untuk berjualan di sekitar sekolah Taman Kanak-Kanak.
Harapan Abah Trisno saat ini hanyalah bisa pulang ke kampung dan memulai usaha bersama istrinya di sana.
Harapan Abah Trisno Pulang Kampung dan Buka Usaha
terkumpul dari target Rp 50.000.000