Perjuangan Lansia Terancam Diusir Di Lapak Sempit Pasar
terkumpul dari target Rp 20.000.000
Abah Tatang (62 tahun) seorang lansia yang hidup memprihatinkan dengan tinggal sebatang kara di lapak sempit yang tidak layak. Abah harus terpaksa tidur dan mencari nafkah di lapak kumuhnya itu demi bisa meneruskan hidupnya. Terlebih lapak yang digunakan harus dibayar dengan harga yang cukup mahal untuk abah. Sedangkan penghasilan abah dari menjahit hanya 30 ribu saja itu pun jika ada pelanggan yang memakai jasanya. Seringkali abah tidak mendapatkan pelanggan berhari – hari dan hanya menjalani hari dengan ketidaklayakan. Bahkan abah harus menahan laparnya karena uang yang didapat harus dikumpulkan untuk bayar lapak.
“Abah sering nahan lapar nggak beli makan biar uangnya dikumpulin bayar lapak, abah takut diusir lagi”
#TemanBerbagi setiap malam abah merasakan dingin. Terlebih jika hujan turun abah hanya bisa mengandalkan terpal dan kardus – kardus bekas untuk digunakan di lapaknya. Tidur pun hanya pada dipan yang hanya beralaskan spanduk bekas yang ditemukannya.
Ketika para pedagang lain pulang ke rumah, abah hanya bisa berdiam sepi di lapak pasar itu. Abah sudah lama tidak pulang ke Tasik tempat tinggal bersama keluarganya karena keterbatasan uang untuk ongkos kesana.
“Nggak bisa pulang karena ga punya ongkos, jadi abah cuma bisa di lapak saja”
#TemanBerbagi abah ingin sekali memiliki lapak yang lebih layak untuk tempat beliau tinggal dan mencari nafkah, mau patungan untuk ringankan beban Abah Tatang?
Perjuangan Lansia Terancam Diusir Di Lapak Sempit Pasar
terkumpul dari target Rp 20.000.000