Pilu, Sering Tahan Lapar Demi Istri Dikampung, Bantu Tukang Patri Berdaya
terkumpul dari target Rp 20.000.000
Dengan tubuh yang sudah renta dan lemah, Abah Rumanta (94) masih berjuang mencari nafkah untuk keluarga di kampung halamannya.
Sepi sudah menjadi teman bagi Abah yang tinggal sendirian di kota. Tidak ada pilihan lain bagi Abah untuk berjuang sendirian demi memenuhi kebutuhan keluarganya di kampung.
Sehari-hari Abah Rumanta bekerja sebagai tukang servis perabotan rumah atau yang biasa disebut “Tukang Patri”. Abah rela jalan belasan kilo sambil dorong roda tuanya demi mencari pelanggan yang mau memakai jasanya untuk memperbaiki perabotan rumah tangga.
Padahal kondisi tubuh abah juga udah lemah dan tidak muda lagi, abah sering sakit-sakitan. Kaki dan punggungnya sering nyeri karena jalan jauh sambil dorong roda nya. Terlebih abah juga punya sakit lambung yang cukup parah.
“Udah 50 tahun Abah jadi tukang patri, bahkan sekarang abah suka gak kuat buat keliling cari pelanggan karena kaki sama punggung nya suka sakit.” – abah Rumanta.
Dengan pendapatannya yang hanya 15 ribu, Abah pun hanya bisa makan satu kali sehari. Sisanya Abah tabung untuk dikirim ke keluarganya yang ada di kampung. Dari sini lah sakit lambung abah sering kambuh karena jarang makan.
“Abah kalau sakit lambung cuma bisa tidur dan minum obat yang dari warung aja, ga bisa periksa ke dokter karena ga punya uang.”- ujar abah.
#TemanBerbagi, perjuangan Abah sangat patut kita acungi jempol, namun saat ini Abah memiliki keterbatasan yang menghalangi dirinya untuk bisa sejahtera. Jika ada modal, Abah ingin sekali peralatan dan lapak patri yang baru agar Abah tidak lagi berkeliling dan bisa mendapatkan penghasilan yang lebih layak lagi.
Yuk temani perjuangan Abah meraih lapak patri impiannya!
Pilu, Sering Tahan Lapar Demi Istri Dikampung, Bantu Tukang Patri Berdaya
terkumpul dari target Rp 20.000.000