Sekeping Sampah Untuk Mengisi Perut Lansia Sebatangkara
terkumpul dari target Rp 87.500.000
Meskipun badannya sudah renta, sambil tertatih Abah Ojat (78) setiap hari jalan puluhan kilometer untuk memulung barang bekas. Setiap tempat sampah disinggahi demi sesuap nasi agar bisa bertahan hidup.
Inilah kisah pilu Abah Ojat, seorang lansia yang hidup di gubuk yang kurang layak huni. Sejak istrinya meninggal dunia, Abah Ojat tinggal sendiri bersama barang-barang bekas yang sudah dikumpulkannya, tidur menggunakan kardus bekas diatas tanah.
Abah Ojat biasanya memungut sampah dari pagi. Jika tidak, Abah Ojat hanya akan dapat sisanya karena banyak pemulung lain yang juga datang dan menghabiskan barang-barang bekas di tempat pembuangan.
Abah Ojat butuh waktu lama untuk berjalan mengumpulkan sampah karena kondisi fisiknya. Alhasil uang yang didapatkan pun sedikit karena barang bekas yang dikumpulkannya sedikit dan lama untuk dijual.
"Kalau ga ada uang, Alhamdulillah abah sering nemu makanan di tempat sampah. Kalo makanannya udah kotor dan masih bisa dicuci, ya abah cuci daripada ga makan sama sekali," ungkap Abah Ojat.
Insan Baik, yuk bantu Abah Ojat dan lansia dhuafa lainnya pejuang nafkah jalanan yang masih berjuang demi sesuap nasi!
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk bantu kebutuhan pokok Abah Ojat. Jika ada kelebihan dana akan digunakan untuk implementasi program dan penerima manfaat lainnya di bawah naungan Yayasan Amal Baik Insani.
Sekeping Sampah Untuk Mengisi Perut Lansia Sebatangkara
terkumpul dari target Rp 87.500.000