Perjuangan Abah Momo Berjualan Buah di Usia Senja
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Di tengah teriknya sinar matahari dan panasnya cuaca, dengan tangan yang bergetar, Abah Momo terus mendorong gerobak buahnya demi kelangsungan hidup.
Di usianya ini, Abah Momo masih berkeliling kampung untuk berjualan buah-buahan dan rujak. Dengan segala keterbatasannya, Abah selalu optimis, meskipun kenyataan yang dihadapi sering kali membuat dagangannya tidak terjual dan harus dibuang karena buahnya keburu busuk.
Abah juga mengalami masalah kesehatan, yaitu kesulitan buang air kecil, mungkin akibat faktor usia dan sering mendorong gerobak yang berat. Abah pernah dirawat di rumah sakit beberapa hari dan disarankan untuk operasi, namun penghasilannya hanya cukup untuk makan berdua dengan sang istri.
Setiap hari, Abah Momo berjualan dengan cara berkeliling kampung, dengan harapan lebih banyak pembeli dan lebih banyak keuntungan. Namun, situasi zaman sekarang membuat berjualan buah menjadi tidak lagi menguntungkan menurut Abah. Setiap hari, Abah hanya mendapatkan omset sekitar 100-120 ribu rupiah. Setelah setor ke pemilik buah dan mengganti buah yang keburu busuk, penghasilan bersih Abah hanya sekitar 20-35 ribu rupiah per hari.
Dengan semangat juang yang tinggi, Abah pantang menyerah. "Karena Abah mau jualan apalagi selain menjual buah ini? Ini satu-satunya mata pencaharian untuk Abah," ujar Abah sambil menangis.
Harapan besar Abah Momo adalah ingin sekali memiliki gerobak dan buah-buahan sendiri agar keuntungan yang Abah dapat lebih besar.
Perjuangan Abah Momo Berjualan Buah di Usia Senja
terkumpul dari target Rp 50.000.000