Bantu Abah Mansyur Hidup Layak
terkumpul dari target Rp 50.000.000
"Abah cuma bisa makan daun singkong rebus dan garam aja udah alhamdulillah Nak..." Ucap Abah Mansyur
Diusianya yang sudah menginjak 67 tahun. Tubuh Abah sudah semakin lemah, dengan mata yang sudah tak jelas melihat. Namun Abah Mansyur tetap semangat dalam menjalani harinya untuk terus merawat dan mendoakan makam yang tak pernah dikunjungi.
"Kadang saya suka sedih kalau liat makam yang nggak pernah dikunjungi sama keluarga atau saudaranya. Jadi saya bersihin makamnya sambil saya doain juga.
*Soalnya saya tau, kalo saya udah nggak ada. Nasib saya bakal sama kayak gitu karena udah gak punya saudara dan gak bakal ada yang mengunjungi makam saya nanti." ~Ujar pak Mansyur
Jika malam tiba, Abah Mansyur meringkuk kedinginan diatas dipannya. Gubuk tuanya yang berlubang dibeberapa bagian dinding tak bisa dengan baik menahan dinginnya angin malam. Kain tipis yang beliau jadikan selimut hanya ampuh menangkal gigitan nyamuk.
Seperti itulah setiap malam Abah mansyur berusaha untuk istirahat. Dalam balutan udara dingin, rasa sepi, dan kegelapan digubuknya yang sampai sekarang belum di aliri listrik.
Upahnya sebagai penjaga dan pembersih makam tak banyak. Jika beruntung dalam sebulan Abah mendapatkan 150 ribu. Itu pun tak menentu.
Bisa dibayangkan bagaimana sulitnya hidup sendiri dalam kondisi seperti ini. Abah Mansyur terpaksa harus kuat menjalani itu semua seorang diri.
#TemanBaik, tak hanya Abah Mansyur, diluar sana masih banyak lansia dhuafa yang sebatangkara dan masih berjuang diusianya yang sudah tak muda lagi. Untuk itu, mari kita bantu mereka dengan menyisihkan sebagian rezeki yang kita miliki
Bantu Abah Mansyur Hidup Layak
terkumpul dari target Rp 50.000.000