Membantu Lansia Tuna Netra Menyinari Hidup
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Abah Mamat (61 tahun). Meskipun cahaya penglihatannya telah redup seluruhnya, semangat dan tekadnya tetap menyinari jalan yang dia tempuh. Abah Mamat mungkin tidak bisa melihat dunia dengan mata fisiknya lagi, tapi hatinya masih mampu merasakan kehangatan matahari dan keindahan hidup.
Kehidupan Abah Mamat telah bergeser dari pekerjaan yang dulu pernah ia jalani. Namun, tunanetra ini tetap menjalani hidup dengan penuh arti. Setiap hari, dia berangkat menuju masjid dengan langkah mantap. Di sana, dia menjadi imam yang membimbing jamaah dalam ibadah, dan juga seorang muadzin yang memanggil umat untuk salat. Meskipun dunia telah merenggut penglihatannya, namun keimanan dan semangatnya terus terpancar dalam setiap takbir dan adzan yang dia lantunkan.
Istri yang bekerja tanpa lelah menjadi tulang punggung keluarga, menggantikan peran Abah Mamat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penghasilan yang tidak menentu, pekerjaan yang tak selalu ada setiap harinya, kadang membuat kebutuhan menjadi terbatas.
Namun, dalam cobaan yang dia hadapi, Abah Mamat tetap menjaga semangat untuk terus mendukung keluarganya. Namun, keadaan semakin rumit ketika sang anak terpaksa harus menghentikan pendidikannya di tengah jalan karena keterbatasan finansial.
Dengan dukungan #TemanBaik, kita bisa memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka serta membantu sang anak untuk melanjutkan pendidikannya.
Membantu Lansia Tuna Netra Menyinari Hidup
terkumpul dari target Rp 50.000.000