Tubuh Rentanya Berjuang Pikul Kacang Keliling
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Tanpa ragu kakek yang akrab disapa Mahri ini terus melangkahkan kakinya mengelilingi kota untuk menjajakan kacang yang ia pikul sedari pagi.
Tubuh rentanya ia paksakan untuk mengangkat pikulan kacang dan membawanya berkilo-kilo meter sampai ada yang membeli dagangannya.
Sudah 7 tahun Abah Mahri berjualan kacang keliling. Diusianya yang sudah semakin renta, sulit baginya untuk mencari pekerjaan lain. Alhasil, Abah Mahri kembali menggantungkan hidup pada kacang yang ia pikul setiap harinya.
Kacang yang Abah jual bukanlah milik sendiri, melainkan Abah mengambil dari orang dengan keuntungan 2000 percangkir.
"Kalau dagangan habis, Abah harus setor kepada yang punya kacang sebesar 360 ribu. Abah Ambil untungnya saja...." ~Ungkap Abah Mahri
Jika beruntung kadang 3 hari juga habis. Namun, saat ini dagangan Abah sepi, untuk mencari 2 pembeli saja sangat kesulitan.
"Udah jalan jauh dari pagi, tapi dagangan Abah belum laku.kaki juga sudah sakit..." ~Ungkap Abah Mahri
Penghasilan yang Abah dapat hanya 50 ribu rupiah, itu pun jika jualannya habis.
Uang dari hasil menjual kacang, Abah pakai untuk membeli beras dan kebutuhan lainnya. Sisanya ditabung untuk membayar rumah kontrakan dan mengirim istri dikampung.
"Abah mah makan dengan kerupuk dan garam juga sudah Alhamdulillah, kalau pun ada uang lebih, Abah tabung untuk istri dikampung." ~Ungkap Abah Mahri
Yang paling sedih ketika musim hujan tiba dagangan Abah sepi pembeli dan membuat Abah hanya pulang dengan tangan kosong dan paling banyak bawa uang 5 ribu saja.
#TemanBaik, yuk bantu Abah Mahri agar bisa hidup layak dihari tuanya dengan menyisihkan sebagian rezeki yang kita miliki saat ini.
Tubuh Rentanya Berjuang Pikul Kacang Keliling
terkumpul dari target Rp 50.000.000