Renovasi Gubuk Lansia Pedagang Asongan
terkumpul dari target Rp 89.000.000
“Aqua.. aqua.. aqua..” teriak lelaki tua di tengah kemacetan siang itu.
Kakek yang berjalan menghampiri kendaraan untuk menawarkan jualan air mineralnya itu bernama Abah Jajat (63).
Di bawah teriknya matahari, Abah Jajat bekerja demi sesuap nasi. Katanya, "abah jualannya kalo pas macet aja soalnya takut ke tabrak."
Pernah suatu hari ujung kaki abah terlindas ban mobil ketika jualan hingga beberapa hari tidak bisa jualan. Beruntung ada tetangga yang baik memberi Abah makan dan obat selama sakit.
"Dulu abah kerja jadi kuli bangunan, tapi fisik abah udah ga kuat. Sekarang cuma ini yang bisa abah kerjain," ucapnya sambil mengipas-ngipaskan kopiah lusuhnya.
Tak banyak yang bisa Abah Jajat hasilkan. Biasanya dari keuntungan Rp2.000 per botol, Abah hanya dapat mengumpulkan Rp14.000. Uang ini harus digunakan untuk makan 2 hari.
Abah pun tinggal sendiri di gubuk tepi jurang berukuran 2x3 meter. Kondisinya gelap, pengap dan lembab, tiang-tiangnya juga lapuk. Jangankan perabot, untuk tidur pun hanya beralaskan kardus bekas. Untuk keperluan MCK, Abah Jajat harus jalan cukup jauh ke kamar mandi umum. Sedangkan untuk masak Abah memanfaatkan ranting-ranting yang dipungut.
"Kalo jalan terlalu jauh kaki Abah suka sakit dan sekarang suka sering sesak. Kalo lagi jualan suka duduk dulu 10 menit baru nanti udah enakan jalan lagi," ungkap Abah Jajat.
Insan Baik, yuk bantu renovasi gubuk dan temani Abah Jajat berobat!
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk modal usaha, renovasi gubuk, dan kebutuhan Abah Jajat lainnya. Jika terdapat kelebihan donasi akan digunakan untuk penerima manfaat dan program sosial kemanusiaan lainnya di bawah naungan dan pendampingan Yayasan Amal Baik Insani.
Renovasi Gubuk Lansia Pedagang Asongan
terkumpul dari target Rp 89.000.000