Dukungan untuk Abah Idik dan Cucunya
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Di usianya yang sudah lanjut, Abah Idik masih harus mengurus dua cucunya yang sudah beranjak dewasa. Asep (28) adalah yatim piatu yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya, sementara Farida (15) adalah seorang yatim yang ditinggalkan oleh ayahnya dan kini menginjak kelas 2 SMA.
Dengan penghasilan yang sangat minim, jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Abah Idik terus berjuang setiap hari untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pendidikan cucunya. Setiap hari, Abah Idik hanya memperoleh penghasilan sekitar 15 ribu rupiah, yang bahkan tidak cukup untuk membeli beras, apalagi untuk membeli lauk-pauk. Beruntung, cucu pertamanya, Asep, selalu berusaha meringankan beban Abah Idik. Meskipun bekerja serabutan sebagai "kuli panggul terigu," Asep sangat ingin membantu kakeknya dan melihat Farida lulus dari SMA.
Fisik Abah Idik sudah menurun akibat usia dan kecelakaan tabrak lari yang pernah dialaminya. Dengan kakinya yang sering sakit-sakitan, Abah Idik tetap berangkat dini hari mencari sampah plastik dan pulang petang hari. Walaupun dengan keterbatasannya, Abah Idik sering merasa ngilu dan kesakitan di jalan, sehingga sering kali harus berhenti untuk sedikit mengurangi rasa sakit di kakinya.
Harapan Abah Idik sangat sederhana, yaitu ingin mempunyai modal usaha untuk Asep agar tidak lagi harus bekerja keras sebagai kuli angkut yang penghasilannya minim dan tidak menentu.
Dukungan untuk Abah Idik dan Cucunya
terkumpul dari target Rp 50.000.000